TEMPO.CO, Jakarta - Desa dengan transparansi tata kelola anggaran seolah sudah menjadi stempel bagi Desa Nita, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur sehingga terpilih sebagai salah satu Desa Unggulan Pilihan Tempo 2016. Di desa ini, informasi seputar Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBD) bisa diakses siapapun dengan mudah lewat sarana baliho maupun situs Internet.
Keterbukaan informasi merupakan upaya pemerintah setempat untuk melibatkan partisipasi masyarakat dalam mengontrol anggaran. Fungsi kontrol itu bahkan membuka ruang bagi warga Desa Nita yang ingin memantau proyek pengadaan barang dan jasa. Semua itu diatur lewat aturan kepala desa.
Arsitek di balik keberhasilan Desa Nita adalah Antonius B. Luju. Jebolan Sekolah Tinggi Seminari St. Paulus Ledarelo itu merombak tata cara pengelolaan anggaran tak lama setelah terpilih sebagai kepala desa pada 2014. Sebanyak tujuh peraturan kepala desa ia keluarkan untuk mengatur teknis penggunaan anggaran.
Baca Tujuh Kampung Terpilih Sebagai Desa Unggulan 2016
Antonius juga mengubah sistem perencanaan anggaran yang lazim dijaring secara berjenjang lewat Musyawarah Perencanaan Pembangunan tingkat dusun. Di Desa Nita, usulan pembangunan dijaring dari musyawarah tingkat kepala rumah tangga untuk menentukan alokasi anggaran proyek tingkat RT.
Ide cemerlang juga terlihat dari aturan kepala desa bagi perusahaan kontraktor yang menggarap proyek skala besar seperti pembuatan jalan. Aturan itu mewajibkan para kontraktor melibatkan tenaga kerja dan membeli bahan material dari penduduk setempat.
Upaya pemerintah desa dalam mengawasi potensi kebocoran anggaran berbuah banyak manfaat. Pemerintah Desa memiliki banyak ruang untuk merancang program. Salah satunya subsidi bagi para suami yang bersedia mengantarkan pemeriksaan kehamilan istri mereka.
Pada Edisi Khusus Desa Unggulan ini Tempo memilih tujuh desa dari tujuh provinsi yang dinilai telah melakukan banyak terobosan di berbagai bidang. Penyerahan penghargaan akan digelar malam ini dalam acara bertajuk Membangun Desa untuk Masa Depan Indonesia di Ruang Binakarna, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan.
Selain Desa Nitta, enam desa pilihan lainnya, antara lain Desa Jabiren, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, yang terpilih sebagai desa unggulan kategori penjaga lingkungan. Desa Blang Krueng, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, sebagai desa unggulan untuk kategori sadar pendidikan.. Desa Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, dinilai unggul dalam pemberdayaan ekonomi.
Pada kategori sadar kesehatan, Tempo memilih Desa Lalang Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Desa Kanonang Dua, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, terpilih sebagai unggulan desa hasil pemekaran yang inovatif. Adapun Desa Dermaji, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah kategori melek teknologi.
RIKY FERDIANTO
Video Desa Unggulan yang Lain:
Membangun Desa dengan Website dan E-commerce
Nilai Toleransi dari Bukit Kasih
Tak Ingin Kebakaran Lagi, Ini yang Dilakukan Warga Desa
Sadar Akan Pentingnya Pendidikan, Ini Yang Dilakukan Warga Desa Blang Krueng
Begini Desa Ini Terapkan Transparansi Anggaran
Desa Sehat Awal Kesejahteraan
Tingkatkan Perekonomian Warga Dengan Lembaga Perkreditan Desa