TEMPO.CO, Jakarta - Tempo menobatkan Desa Blang Krueng, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, sebagai Desa Unggulan Pilihan Tempo 2016 untuk kategori sadar pendidikan. Hingga tahun lalu, desa ini tak memiliki sekolah. Kini, sebuah TK dan SD Islam Terpadu berdiri di tengah desa hasil inisiatif dan swadaya dari warga Blang Krueng sendiri.
Bermula dari sulitnya anak-anak Blang Krueng mendapat kursi di sekolah yang berada di kampung lain, Kepala Desa Blang Krueng Teuku Muslem mengajak warganya bermusyawarah mencari solusi. Seluruh warga Blang Krueng menyepakati pembangunan sekolah dengan merenovasi bekas aula desa. “Semua warga menyumbang sesuai kemampuan, terkumpullah Rp 50 juta,” kata Muslem ditemui Tempo, akhir Oktober lalu.
Uang itu digunakan untuk merombak aula desa menjadi dua kelas untuk SD IT Hafizul Ilmi dan bangunan di samping posyandu menjadi TK IT Hafizul Ilmi. Warga yang tak mampu menyumbang uang pun tetap berperan serta misalnya dengan membantu membuatkan kursi atau papan tulis kebutuhan sekolah. Pengelolaan kedua sekolah itu ditangani sendiri oleh desa. “Gaji aparat desa dipotong untuk membayar gaji para guru,” ucap Muslem.
Baca Tujuh Kampung Terpilih Sebagai Desa Unggulan 2016
Pentingnya pendidikan disadari betul oleh seluruh warga Desa Blang Krueng, baik formal maupun informal. Desa Blang Krueng dulunya ditandai sebagai kawasan merah yang artinya rawan kriminalitas. Banyak warganya mencuri dan merampok. Pendidikan keagamaan kemudian digerakkan untuk memperbaiki kebiasaan itu. Ada 18 tempat pengajian tersebar di seluruh dusun yang wajib diikuti mulai dari anak-anak, pemuda, hingga para ibu dan bapak. “Pelan-pelan masyarakat diberikan ilmu lewat pengajian dan kini desa kami telah aman, warnanya jadi biru,” kata Sekretaris Desa Blang Krueng Teuku Badlisyah.
Ilmu agama kini makin dikuatkan dengan pendidikan formal. Setahun dibuka, jumlah murid TK IT kini mencapai 60 orang. Adapun SD IT memiliki 67 siswa yang terbagi menjadi dua kelas I dan dua kelas II. Sekolah ini baru memiliki empat ruang kelas dan masih mengumpulkan dana untuk membangun kelas-kelas berikutnya.
Mimpi besar desa ini adalah mempunyai sekolah mulai dari jenjang TK hingga SMA. Bila perlu bahkan ada Universitas Blang Krueng. Pentingnya pendidikan, kata Muslem, tak bisa ditawar lagi. Pasalnya, dua belas tahun silam desa ini merasai rata dengan tanah akibat tsunami. Seluruh kekayaan dan materi hilang tak bersisa. “Hanya pendidikan yang terus ada dan jadi modal membangun kembali yang telah hancur,” kata Muslem.
Pada Edisi Khusus Desa Unggulan ini Tempo memilih tujuh desa dari tujuh provinsi yang dinilai telah melakukan banyak terobosan di berbagai bidang. Penyerahan penghargaan akan digelar malam ini dalam acara bertajuk Membangun Desa untuk Masa Depan Indonesia di Ruang Binakarna, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan.
Selain Desa Blang Krueng, enam desa pilihan lainnya, antara lain Desa Jabiren, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, yang terpilih sebagai desa unggulan kategori penjaga lingkungan. Desa Dermaji, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menjadi desa unggulan melek teknologi. Desa Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, dinilai unggul dalam pemberdayaan ekonomi.
Pada kategori sadar kesehatan, Tempo memilih Desa Lalang Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Desa Kanonang Dua, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, terpilih sebagai unggulan desa hasil pemekaran yang inovatif. Adapun Desa Nita, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, menjadi desa unggulan kategori transparansi anggaran.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA
Video Desa Unggulan yang Lain:
Membangun Desa dengan Website dan E-commerce
Nilai Toleransi dari Bukit Kasih
Tak Ingin Kebakaran Lagi, Ini yang Dilakukan Warga Desa
Sadar Akan Pentingnya Pendidikan, Ini Yang Dilakukan Warga Desa Blang Krueng
Begini Desa Ini Terapkan Transparansi Anggaran
Desa Sehat Awal Kesejahteraan
Tingkatkan Perekonomian Warga Dengan Lembaga Perkreditan Desa