TEMPO.CO, Kediri - Sebuah minibus terbakar di depan markas Polsek Kediri Kota dan Gereja Getsemani dini hari tadi. Saksi mata sempat melihat seseorang mengendarai motor melaju meninggalkan mobil yang mulai terbakar.
Insiden yang terjadi di Jalan Hayam Wuruk, Kota Kediri, pukul 02.00 WIB, menggegerkan warga yang tengah beristirahat. Sebuah angkutan umum minibus plat kuning tiba-tiba terbakar saat diparkir di depan markas Kepolisian Sektor Kota Kediri, yang juga berada di seberang jalan Gereja Getsemani.
“Tahu-tahu api sudah menyala saat mobil ngetem (mangkal) di pinggir jalan,” kata Sujiono, penjual kopi di sekitar Mapolsek Kota Kediri, Selasa, 15 November 2016.
Menurut dia, setiap hari angkutan minibus plat kuning tersebut biasa mangkal di tempat itu menunggu calon penumpang yang turun dari Stasiun Kediri. Biasanya, pemilik kendaraan meninggalkan armadanya untuk mengangkut penumpang esok hari dengan trayek Kediri-Pare. Kebiasaan ini berjalan bertahun-tahun yang diikuti pemilik angkutan lainnya.
Api terlihat muncul dari kendaraan sekitar pukul 02.00 WIB. Sujiono yang masih berjaga di warung berlari mendekati mobil untuk memastikan kemunculan api. Saat api mulai membesar, dia melihat seorang pria mengendarai motor matic melaju dengan kencang meninggalkan mobil. “Saya sempat meneriaki, tapi kemudian beralih memadamkan api,” kata dia.
Dibantu petugas kepolisian yang tengah berjaga, warga berhasil memadamkan api hingga meninggalkan kerangka gosong. Tak ada korban jiwa dalam kebakaran misterius tersebut.
Kepala Polsek Kota Kediri Komisaris Totok Widiarto mengatakan masih menyelidiki penyebab kebakaran armada angkutan umum ini. Karena itu, dia tak mau berspekulasi adanya upaya teror dalam peristiwa ini mengingat lokasi kejadian tepat berada di depan Mapolsek dan Gereja Getsemani. “Tim identifikasi masih menyelidiki,” katanya di lokasi kejadian.
Imam Sugianto, pemilik kendaraan, mengatakan kebakaran serupa telah menimpanya hingga tiga kali. Sebelumnya, angkutan miliknya juga terbakar ludes saat diparkir di rumahnya, Kelurahan Doko, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, pada 2013 dan 2014. Dia memastikan kendaraannya dalam kondisi mesin mati saat ditinggal di pinggir jalan. “Tidak ada korsleting karena mesin mati,” katanya.
Dia menjelaskan, saat ini memang tengah terjadi perang dingin antara pemilik angkutan plat kuning dengan plat hitam yang mangkal di Stasiun Kediri. Mereka saling memperebutkan penumpang kereta api yang hendak ke Pare. Para penumpang itu adalah calon peserta didik kampung Inggris Pare yang jumlahnya cukup banyak. Beberapa hari terakhir, tensi kedua kubu meningkat setelah sempat berhembus kabar adanya sweeping yang dilakukan pengemudi plat kuning terhadap plat hitam.
Dikonfirmasi soal hal itu, Nowo Doso, Koordinator Bocah Stasiun (Bosta), komunitas pedagang kaki lima, tukang ojek, tukang becak, dan angkutan pelat hitam yang mangkal di kawasan stasiun membantah membakar kendaraan rival mereka. “Kami tak akan berbuat sampai sejauh itu,” kata Nowo.
HARI TRI WASONO