TEMPO.CO, Jakarta – Wali Kota Bandung Ridwan Kamil belum mau mengeluarkan status darurat banjir setelah hujan lebat disertai angin kencang yang mengakibatkan sejumlah pohon tumbang dan banjir di beberapa daerah di Kota Bandung. "Belum sampai level itu," kata Ridwan Kamil saat ditemui di Pendapa Kota Bandung, Jalan Dalemkaum, Kota Bandung, Senin, 14 November 2016.
Ridwan Kamil menjelaskan, status darurat banjir di Kota Bandung belum ditetapkan karena hingga saat ini banjir datang dan pergi dengan cepat. "Saya tidak bisa bilang darurat. Kalau darurat ada pengungsi, ada air yang tidak surut. Kalau ini datang cepat, pulangnya cepat," ucapnya.
Ridwan Kamil mengaku akan mengambil langkah antisipasi jangka pendek dan menengah untuk mengurangi banjir di Kota Bandung. Salah satu titik konsentrasi ada di Jalan Pagarsih, yang memiliki aliran deras saat banjir berlangsung.
Baca: Eks Istri Donald Trump Ingin Jadi Dubes Ceko
Menurut pria yang akrab disapa Emil ini, di Jalan Pagarsih terdapat dua buah bangunan cukup besar yang menghalangi laju air dari Sungai Citepus. Dua bangunan tersebut akan dibongkar dalam waktu dekat.
"Ditemukan fakta, menurut tim ahli ITB di Jalan Pagarsih, dua bangunan yang menghalangi air bisa membuat air membalik ke Jalan Pagarsih. Maka, dalam waktu dekat ini sudah diidentifikasi posisinya dan akan kita bongkar," ujarnya.
Selain itu, Ridwan Kamil akan memaksimalkan kinerja dari pasukan gorong-gorong. Menurut dia, 1.500 pasukan gorong-gorong akan bekerja pada saat hujan berlangsung. "Saya perintahkan petugas gorong-gorong mulai sekarang kerjanya pas hujan supaya tahu air yang ngocor ke jalan di mana titik lompatnya, yang mana yang dibersihkan, bukan pakai kira-kira," katanya.
PUTRA PRIMA PERDANA