TEMPO.CO, Samarinda - Empat anak berusia di bawah lima tahun menjadi korban bom molotov di Gereja Oikumene, Jalan dr Cipto Mangunkusumo, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, hari ini, 13 November 2016, sekitar pukul 10.00 Wita.
Para korban adalah jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Samarinda Seberang. Sebelumnya, polisi menyatakan korbannya lima orang.
Baca: Bom di Gereja Oikumene, Teror Pertama di Samarinda
Di Rumah Sakit Ibu Anak Moeis, empat korban balita itu adalah Intan Olivia Banjarnahor, 2,5 tahun, Alvaro Sinaga (5), Trinity Hutahayan (3), dan Isabel Sihotang. Dua yang mengalami luka bakar serius, yakni Trinity dan Intan Olivia, lantas dirawat di RSUD AW Syahrani untuk mendapat penanganan lebih serius.
Tim Disaster Victim Investigation (DVI) Polda Kalimantan Timur menyatakan empat korban balita tadi mengalami luka bakar. Dua anak yang dirujuk ke RSUD AW Syahrani mengalami luka bakar 60-70 persen. Sedangkan dua lainnya mengalami luka bakar di bawah 20 persen sehingga bisa ditangani RS Moeis.
Simak: Kapolri: Pelaku Bom Samarinda Eks Narapidana Bom Puspitek
Ledakan terjadi saat ibadah sudah selesai. Para jemaat sudah bersalaman untuk berpamitan. Jam di dinding menunjukkan pukul 09.50. "Saya sudah berjalan menuju pintu keluar, tiba-tiba ada ledakan di teras gereja," kata Mawarni Hutahayan, jemaat HKBP.
Setelah ledakan, semua jemaat panik. Mawarni teringat bahwa di teras gereja banyak anak jemaat yang bermain. Mereka bermain tepat di lokasi ledakan itu. "Saya sempat shock," ucap Mawarni.
FIRMAN HIDAYAT
Catatan Koreksi: Judul berita ini diubah pada Senin 14 November 2016 agar lebih sensitif pada korban peledakan bom.