TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo, Jumat pagi, 11 November 2016, kembali berkunjung ke markas Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia. Kali ini, Presiden berkunjung ke Markas Brigade Mobil (Brimob) di Cimanggis, Depok, Jawa Barat.
Dalam pidatonya di lapangan utama Markas Brimob, Jokowi kembali mengapresiasi kinerja Brimob mengamankan unjuk rasa pada Jumat, 4 November 2016. "Terima kasih atas kerja keras, kekompakan, dan sikap profesionalnya," kata Jokowi di Depok.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta Brimob melindungi semua rakyat Indonesia tanpa membedakan suku, golongan, dan agama. "Semua anak bangsa harus dilindungi," ujar Jokowi.
Presiden berharap Indonesia menjadi negara yang aman dan tertib. Jokowi berpandangan, pertikaian dan pertentangan hanya akan membuat bangsa Indonesia semakin mundur. Padahal negara-negara lain amat mengapresiasi kemajemukan yang terjaga dengan baik di Indonesia. "Kami mau Indonesia jadi contoh bagi keberagaman."
Ikut mendampingi kunjungan Presiden, Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Setelah memberi pengarahan selama sepuluh menit, Jokowi menyalami pasukan Brimob dengan ditemani Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian.
Sepanjang pekan ini, Jokowi mendatangi kesatuan TNI dan Polri. Markas Besar TNI Angkatan Darat mendapat kunjungan pertama. Berikutnya yang mendapat kunjungan adalah para perwira tinggi Markas Besar Polri dan para kepolisian daerah.
Pada Hari Pahlawan, Presiden menyambangi markas prajurit Komando Pasukan Khusus. Di tempat-tempat yang dikunjunginya, Jokowi tak hanya memberikan pengarahan, tapi juga mengapresiasi TNI dan Polri yang telah bekerja keras mengamankan aksi unjuk rasa Jumat pekan lalu. "Saya yakin, bukan hanya saya, tapi semua rakyat Indonesia memberikan apresiasi atas soliditas, kekompakan, dan cara-cara persuasif dalam menjaga keamanan Jakarta, sehingga unjuk rasa berlangsung tertib dan damai," kata Presiden di Markas Besar TNI Angkatan Darat.
Di sela-sela kunjungan ke markas TNI dan Polri, Presiden juga mendatangi organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Sejumlah ormas Islam lain pun tak luput menjadi perhatian presiden. Mereka diundang berdialog ke Istana Merdeka.
ADITYA BUDIMAN