Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kronologi Demo 4 November: Detik-detik Mulai Ricuh

image-gnews
Sejumlah barang bukti dari demo 4 November 2016. TEMPO/Inge
Sejumlah barang bukti dari demo 4 November 2016. TEMPO/Inge
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono mengatakan, kericuhan unjuk rasa Aksi Bela Islam II pada 4 November 2016 di depan Istana Negara, Jakarta mulai pecah sekitar usai waktu Isya. "Dari awal sebenarnya sudah berlangsung damai, kemudian akhirnya pecah," kata Awi di Mapolda Metro Jaya, Senin, 7 November 2016.

Awi menuturkan kronologi demonstrasi yang berlangsung Jumat pekan lalu tersebut. Menurut dia, massa mulai mendatangi area depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Barat sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu jumlah peserta baru sedikit.

"Setelah salat Jumat, massa mulai berdatangan memadati ruas Jalan Medan Merdeka Barat dan mulai berorasi," ujarnya.

Baca juga:
Dinginkan Suasana 4 November, Presiden Jokowi Apresiasi PBNU
Kerusuhan Demo 4 November, Ada Anak Panah dari Paku

Pada pukul 13.50 WIB, massa melempari botol air mineral kepada anggota polisi yang bertugas mengamankan jalannya. Lalu pukul 14.42 WIB massa mulai menarik-narik pagar kawat berduri. "Massa yang di depan menarik pagar kawat sampe Keluar dari konblok," ujarnya.

Urut-urutannya adalah konblok, security barier, baru polisi. Saat itu polisi dari Tim Asmaul Husna juga berusaha menenangkan massa dengan membacakan asmaul husna dan salawat.

Pukul 15.10 WIB, massa mulai tenang dan salat Asar berjamaah bersama polisi. "Ini bukti polisi persuasif. Jadi tidak betul kalau polisi itu menyerang duluan," tutur Awi.

Pukul 15.47 WIB, beberapa saat setelah menjalankan salat Asar, massa kembali melemparkan benda-benda ke arah polisi untuk yang kedua kalinya. Massa yang melempar ke arah polisi yang berada di sisi barat Jalan Medan Merdeka Barat, tepatnya di depan Wisma Panglima TNI.

"Mereka lempar batu dan botol ke arah anggota lagi. Kami masih sabar dan bertahan," Awi berujar.

Pada pukul 15.58 WIB, akhirnya perwakilan massa diterima Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden. Para perwakilan tersebut dijemput oleh Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan bersama Pangdam Jaya, Mayjen TNI Tedy Lhaksamana. Mereka ingin menyampaikan petisi yang berisi tuntutan agar Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diproses hukum atas dugaan penistaan agama. Pertemuan selama 30 menit itu menghasilkan keputusan: proses hukum terhadap Ahok akan selesai dalam waktu dua pekan.

Namun, sekitar pukul 18.14 WIB, sejumlah massa yang berada di kawasan Monas dan Patung Kuda terlihat mulai bersiap dan mengoleskan pasta gigi ke wajahnya. Padahal, saat itu polisi belum sekalipun melontarkan gas air mata. Tak hanya itu, massa juga mulai berusaha menerobos barikade yang dibuat polisi. Bahkan barisan Brimob yang lewat untuk membantu pengamanan juga ikut diserang bertubi-tubi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

<--more--!>

Barikade dan pagar kawat berduri yang dibuat polisi jebol pada pukul 19.05 WIB. Bersamaan dengan itu, massa mulai menggunakan bambu yang telah mereka bawa untuk memukuli polisi.

Polisi yang sejak awal bertahan akhirnya melontarkan gas air mata untuk pertama kalinya untuk membubarkan massa pada 19.33 WIB. Massa berhamburan dan berlarian.

Gas air mata dilontarkan untuk kedua kalinya pada 19.41 WIB oleh polisi. Tujuh menit berselang, tembakan gas air mata kembali dikeluarkan polisi untuk ketiga kalinya.

Baca juga:
Diperiksa 9 Jam, Ahok Lapar, Polisi Janjikan Buka Perkara
JK: Persoalan Ahok Diproses Hukum, Bukan Politik atau Agama

Setelah tiga lontaran gas air mata pada pukul 20.01 WIB, massa membakar tiga mobil polisi di sekitar lokasi unjuk rasa. "Dua mobil security barrier dan satu mobil truk. Yang rusak ada 18," tutur Awi.

Pada pukul 20.15 WIB Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo naik ke atas mimbar dan meminta jajarannya untuk berhenti menembakkan gas air mata. Ia juga meminta anggotanya untuk mundur. "Akhirnya, seluruh situasi mulai kondusif," ucap Awi.

INGE KLARA


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

3 hari lalu

Logo Google. REUTERS
Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.


Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

4 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko memberi keterangan di depan Patung Kuda, Jakarta Pusat, soal kedatangannya jelang aksi demonstrasi pada hari ini, Jumat, 19 April 2024, terkait gugatan Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi.  TEMPO/Advist Khoirunikmah.
Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024


Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

4 hari lalu

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024, Jumat, 19 April 2024. Foto: Dok. Polisi
Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.


Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

4 hari lalu

Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat arah Harmoni dan Balai Kota mulai ditutup, pada Jumat pagi, 19 April 2024, imbas dilakukan jelang aksi demonstasi di Mahkamah Konstitusi perihal putusan sengketa Pilpres 2024. TEMPO/ Advist Khoirunikmah.
Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).


Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

4 hari lalu

Gedung Mahkamah Konstitusi. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK


Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

33 hari lalu

Suasana di sekitar Gedung Komisi Pemilihan Umum atau KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024, Kamis, 21 Maret 2024. Pembatas di Jalan Imam Bonjol yang mengarah ke Gedung KPU sudah dibuka pukul 14.25 WIB. TEMPO/Defara
Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

Begini suasana di kawasan Gedung KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024.


Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

33 hari lalu

Wakil presiden Indonesia periode 2004-2009 dan 2014-2019, Jusuf Kalla (kiri) didampingi tokoh muslim Indonesia, Din Syamsuddin saat memberikan keterangan dalam acara konferensi pers Tokoh Bangsa di Jakarta, Kamis, 2 Februari 2024. Dalam konferensi pers tersebut tokoh bangsa yang terdiri dari Wakil Presiden Indonesia periode 2004-2009 dan 2014-2019, Jusuf Kalla, tokoh muslim Indonesia Din Syamsuddin, pendeta Kristen Sherphard Supit dan para akademisi menyinggung soal politisasi bansos, serta menyuarakan gerakan pemilu jujur dan adil. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

Din Syamsuddin menjadi salah satu tokoh penggerak aksi unjuk rasa menolak pemilu curang


Demo di Depan KPU, Refly Harun: Kecurangan Sudah Terjadi saat Jokowi Mau Perpanjang Masa Jabatan

33 hari lalu

Pakar hukum tata negara Refly Harun berorasi di depan kantor KPU RI saat demonstrasi menolak hasil Pemilu 2024 di Jakarta Pusat, 20 Maret 2024. Tempo/Eka Yudha Saputra
Demo di Depan KPU, Refly Harun: Kecurangan Sudah Terjadi saat Jokowi Mau Perpanjang Masa Jabatan

Refly Harun mendesak massa untuk menolak hasil Pemilu 2024.


16 Orang Ditangkap saat Demonstrasi di DPR dan KPU, Ini Penjelasan Polres Metro Jakpus

34 hari lalu

Ilustrasi demo/unjuk rasa. Toulousestreet.com
16 Orang Ditangkap saat Demonstrasi di DPR dan KPU, Ini Penjelasan Polres Metro Jakpus

Menurut Humas Polres Metro Jakarta Pusat, aksi demonstrasi di DPR semalam berujung anarkis.


Rangkaian Demo di Gedung DPR Sejak Awal Maret, Muncul Spanduk: Pecat Jokowi Tanpa Pesangon

34 hari lalu

Massa dari berbagai elemen menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. Dalm aksi tersebut mereka mendesak kepada DPR RI untuk menggunakan hak angket untuk mengusut dugaan kecurangan Pemilu 2024 sekaligus rasa keprihatinan maraknya nepotisme dan ancaman matinya demokrasi. TEMPO/M Taufan Rengganis
Rangkaian Demo di Gedung DPR Sejak Awal Maret, Muncul Spanduk: Pecat Jokowi Tanpa Pesangon

Sejak awal Maret 2024, Gedung DPR beberapa kali menjadi tempat unjuk rasa terkait politik dinasti, pemakzulan Jokowi, Pemilu 2024. Ini rangkaiannya.