TEMPO.CO, Makassar - Komitmen aksi damai terkait kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta non aktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, berhasil dibuktikan oleh massa dari Forum Umat Islam Bersatu di Makassar, Jumat, 4 November 2016. Massa memungut sampah-sampah yang berserakan di tengah jalan sambil berjalan pulang.
Berdasarkan pantauan Tempo, massa membawa kantong plastik besar dan memungut tempat air mineral berupa gelas dan botol plastik. Mereka juga tidak meninggalkan kertas karton yang menjadi properti saat berdemo.
"Saat brifing kami diinstruksikan untuk tetap menjaga kebersihan dan memungut sampah selama aksi berlangsung," kata Aris Hasan, 25 tahun, salah satu peserta aksi.
Menurut Aris, seluruh massa diwanti-wanti agar tidak membuat onar dan kericuhan selama aksi berlangsung. Selain itu, massa juga diminta tidak membuat kotor dengan membuang sampah sembarangan.
Massa FUIB melakukan longmarch darii masjid Al Markaz Al Islami menuju kantor Gubernur Sulawesi Selatan. Di tempat ini, mereka silih berganti berorasi dan menyuarakan tuntutannya.
Sekitar dua jam, ribuan massa yang berpakaian putih-putih itu memenuhi halaman kantor Gubernur. Di tempat ini, perwakilan pengunjuk rasa diterima oleh Sekretaris Daerah, Abdul Latief.
Juru bicara FUIB, Abdul Rahman, mengatakan sejak awal pengunjuk rasa bertekad melakukan aksi damai. Menurut dia, pihaknya telah berkoordinasi dengan seluruh ormas agar tidak membuat kegaduhan saat demostrasi terjadi.
"Kami memang menganjurkan agar massa tidak meninggalkan jejak berupa sampah sehingga serentak ada pemberitahuan untuk memungut sampah saat bubar," ujar Rahman.
ABDUL RAHMAN