TEMPO.CO, Cirebon – Walikota Cirebon, Nasrudin Azis, minta warganya tidak berangkat ke Jakarta terkait dengan unjuk rasa, Jumat, 4 November 2016.
“Besok seharian saya ada di sini, tidak kemana-mana,” kata Azis, Kamis, 3 November 2016.
Aziz bersama dengan unsur pimpinan daerah lainnya berjanji akan menemui warga yang hendak menyalurkan aspirasi mereka baik ke gedung DPRD maupun Balaikota Cirebon.
Dia juga menyatakan berjanji menemui pendemo dan menerima aspirasi mereka.
“Jadi cukup di sini saja, tak usah ke Jakarta. Karena saya kan juga perwakilan pemerintah di Kota Cirebon ini,” tandas Azis.
Baca Juga:
Selanjutnya kepada masyarakat yang hendak melakukan aksi unjuk rasa, Azis pun mempersilahkannya.
“Ini jalan yang bagus untuk menyalurkan aspirasi,” kata Azis. Hanya saja Azis tetap meminta agar warga yang melakukan unjuk rasa tetap bisa menjaga ketertiban umum.
“Jangan sampai unjuk rasa yang dilakukan justru melanggar hak-hak yang seharusnya juga diterima orang lain,” kata Azis.
Sementara itu aksi organisasi massa Islam berlangsung di Cirebon pada Kamis, 3 November 2016 ini. Siang tadi, ratusan orang yang tergabung dalam Aliansi Barisan Bela Islam (Ababil) melakukan unjuk rasa ke gedung DPRD Kota Cirebon. Mereka melakukan long march dari Masjid Raya At Taqwa menuju gedung DPRD Kota Cirebon yang berjarak sekitar satu kilometer.
Perwakilan pengunjuk rasa, Dede Muharam, menyatakan, jika aksi yang mereka lakukan merupakan aksi damai yang menuntut ditegakkannya keadilan.
“Selama ini hukum di Indonesia sudah ditegakkan dengan baik,” kata Dede.
Berbagai kalangan tanpa pandang bulu, mulai dari anggota dewan, gubernur, walikota dan berbagai profesi strategis lainnya sudah banyak yang masuk penjara karena melakukan berbagai tindak kejahatan. Perlakukan yang sama pun diminta ditegakkan terhadap gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Ahok, lanjut Dede, telah melecehkan umat Islam. “Ia melecehkan Al Quran,” kata Dede. Termasuk melecehkan ulama yang menyebarkan isi dari Al Quran yang suci tersebut.
Mereka juga menuntut agar presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tidak melindungi Basuki Tjahaja Purnama dari kesalahan yang telah dilakukannya.
“Kami berkumpul di sini bukan karena benci terhadap etnis tertentu, hanya menuntut hukum ditegakkan seadil-adilnya,” kata Dede.
Aksi itutup dengan penyampaian petisi dari perwakilan pengunjuk rasa kepada dua anggota DPRD Kota Cirebon serta Kapolres Cirebon Kota, AKBP Indra Jafar, yang menemui mereka.
“Mari kita serahkan kasus ini kepada proses hukum yang tengah berjalan,” kata Indra.
Ivansyah