TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono mengatakan, sekitar 70 personel yang mengamankan kegiatan blusukan Calon Gubernur DKI Jakarta inkumben Basuk Tjahaja Purnama alias Ahok di Rawa Belong, Jakarta, Rabu, 2 November 2016.
Menurut Awi, para personil Polda Metro Jaya itu bertugas melakukan pengamanan kegiatan kampanye calon dengan nomor urut 2 itu. Polisi-polisi itu mengevakuasi Ahok dari lokasi dengan tujuan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. "Bukan rusuh, cuma ada penolakan. Biasa yel-yel penolakan," katanya saat dikonfirmasi, Rabu, 2 November 2016.
Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal M. Iriawan juga langsung menanggapi apa yang terjadi di Rawa Belong. Dia mengatakan, pengamanan terhadap Ahok selama masa kampanye akan tetap diberikan seperti biasanya. “Pengamanan biasa saja seperti pasangan calon yang lain," katanya saat dihubungi Tempo, Rabu, 2 November 2016.
Kegiatan kampanye Ahok yang ditandai dengan blusukan di Rawa Belong, Sukabumi Utara, Jakarta Barat berlangsung Rabu sore tadi. Blusukan yang semula berjalan lancar berakhir ricuh. Sejumlah warga yang menolak kedatangannya berusaha menerobos pengamanan dan berusaha menjangkau Ahok. "Kami menolak kedatangan penista agama," ujar sekolompok masyarakat. Mereka membawa karton bertuliskan Ahok Dajjal dan menolak penista agama.
Ahok sempat menanggapi santai atas penolakan itu. Namun, kondisi semakin ricuh saat demonstran menerobos pengamanan. Penorobosan berkali-kali dilakukan. Saat itu, jumlah aparat belum tampak begitu banyak. Demonstran sempat tertahan di gang sempit. Namun, ketika melihat jalan pintas, sekolompok masyarakat yang mencium jejak Ahok berlari berusaha mengejar Ahok. Kondisi memanas. Pengejaran terhenti di depan puskesmas Kecamatan Sukabumi Utara, Jakarta Barat. *
INGE KLARA