TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo meminta masyarakat untuk tidak mudah terpancing dengan upaya provokasi menjelang pemilihan kepala daerah pada 2017. Jokowi juga meminta kepada para tokoh bangsa bersedia mendinginkan suasana menjelang pilkada serentak di 101 daerah pada tahun depan. Ini diungkapkan Presiden Jokowi setelah bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Jawa Barat.
"Saya kira tadi kita di dalam sampai tertawa bareng-bareng. Rivalitas itu ada sampai pada saat Pilpres (pemilihan presiden). Itulah demokrasi. Namun, setelah itu, kita bersama bahu-membahu membangun negara dari segala sisi. Saya kira ini yang kita sampaikan. Mungkin nanti tahun 2019 bisa saja ada rivalitas lagi, tapi nanti bahu-membahu lagi," kata Jokowi dalam keterangan pers di Jakarta, Senin, 31 Oktober 2016.
Baca Juga:
Keterangan pers ini juga menyebutkan Prabowo berharap pelaksanaan pesta demokrasi rakyat dilakukan dengan baik dan tenteram. Dia juga berpesan agar mewaspadai setiap upaya yang dapat memecah belah bangsa.
Baca: Demo 4 November, Polda Metro Jaya Siapkan 7.000 Personel
"Kita harus jaga jangan sampai ada, katakanlah, unsur-unsur yang mau memecah belah bangsa. Itu yang sangat kita jaga. Kita negara yang majemuk, kita negara banyak suku, banyak agama, banyak ras. Kalau ada masalah, marilah kita selesaikan dengan sejuk, dengan damai," kata Prabowo.
Dalam kunjungan ini, Presiden Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Adapun Presiden beserta rombongan saat itu diterima Prabowo Subianto serta Wakil Ketua Umum Bidang Kaderisasi dan Informasi Partai Gerindra Sugiono.
Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin, dalam keterangan persnya, menggambarkan suasana akrab terasa dalam pertemuan ini. Menurut dia, pertemuan ini adalah contoh demokrasi dan kebesaran hati para pemimpin. "Tak selamanya para tokoh bangsa yang berniat mulia membenahi negeri ini harus terus berseberangan," kata Bey.
Seperti diberitakan, sejumlah ormas bakal menggelar aksi unjuk rasa pada 4 November 2016 memprotes Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama, karena dinilai telah menistakan agama. Ahok merupakan salah satu dari tiga kandidat Gubernur DKI Jakarta untuk masa jabatan periode 2017-2022.
ARKHELAUS W.