TEMPO.CO, Kendari - Wisatawan asal Inggris Gregory Arthur Alain Mills, 17 tahun, meninggal dunia saat menyelam bersama ayahnya, Christopher John Mils di Teluk Maya, Desa Lamanggau, Kecamatan Tomia, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
"Kebanyakan air laut masuk lewat mulut dan hidung yang mengakibatkan korban kesulitan bernapas," kata Bagian Humas Polda Sulawesi Tenggara, Ajun Komisaris Besar Sunato pada Minggu, 30 Oktober 2016.
Peristiwa nahas itu terjadi pada Sabtu, 29 Oktober 2016, sekitar pukul 08.00 Wita, saat korban bersama ayahnya serta rombongan diving lainnya menuju spot diving di Teluk Maya.
Korban bersama rombongan didampingi oleh instruktur selam Nicola Jaeger, dengan menggunakan kapal Wakatobi V.
Sesampainya rombongan di spot penyelaman, korban yang dipandu dive master mulai menyelam. Di kedalaman 9 meter, tiba-tiba saja Gregory kesulitan bernapas dan panik, seketika itu ia melepas regulatornya.
Melihat hal itu, instruktur selam Nicole Jaeger berusaha menolong, namun korban terus memberontak.
Gregory langsung dibawa ke Medic Room Wakatobi Dive Resort di Tomia untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. Sayang, nyawanya tidak terselamatkan
Hasil visum luar yang di lakukan oleh dokter Puskesmas Tomia, tidak di temukan adanya tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban. Namun, saat dilakukan pemeriksaan, ditemukan gumpalan air laut di dalam paru-paru.
Saat ini jasad Gregory masih disemayamkan di Medical Room PT Wakatobi Resort. "Orang tua korban akan membuat surat pernyataan tidak akan menuntut pihak PT Wakatobi Resort atas kejadian tersebut karena menganggap hal itu termasuk kesalahannya," kata mantan Kepala Polres Bau-bau ini.
ROSNIAWANTY FIKRI