TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia dan Australia memperkuat hubungan bilateral dalam kerja sama luar negeri dan pertahanan melalui dialog yang digelar di Nusa Dua, Bali, pada Kamis, 27 Oktober 2016.
"Dialog menghasilkan beberapa kesepakatan bersama terkait dengan upaya meningkatkan serta memperkuat hubungan kedua negara dalam kerja sama luar negeri dan kerja sama pertahanan," kata keterangan resmi Kementerian Pertahanan, Jumat, 28 Oktober 2016.
Indonesia dan Australia sepakat bekerja sama di bidang maritim, kontra-terorisme, pasukan penjaga perdamaian, industri pertahanan, dan keamanan cyber.
Di bidang keamanan maritim, kedua negara sepakat mendiskusikan langkah praktis untuk memperdalam dan memperluas kerja sama. Juga mengapresiasi kerja sama yang telah dilakukan, termasuk pelaksanaan patroli maritim terkoordinasi kedua negara.
Adapun di bidang kontra-terorisme, Indonesia dan Australia berpandangan, bidang tersebut menjadi salah satu pilar terkuat dari keamanan kedua negara. Kedua negara juga berkomitmen meningkatkan kerja sama keamanan regional dan global melalui Jakarta Center for Law Enforcement (JCLEC) serta mekanisme bilateral lain terkait dengan deradikalisasi ekstremis dan kerja sama intelijen.
Dalam bidang pasukan pemelihara perdamaian, kedua negara menyambut kolaborasi sebagai Ketua Bersama ASEAN Defence Ministers Meeting-Plus Expert Working Group on Peacekeeping Operations.
Selain itu, Indonesia dan Australia mendukung visi dan target Tanah Air dalam memberikan kontribusi sebanyak 4.000 petugas penjaga perdamaian pada 2019. Kedua negara pun berkeinginan menjajaki kerja sama di bidang industri pertahanan dan modernisasi militer, seperti kesepakatan industri pertahanan untuk mengembangkan kendaraan lapis baja.
Terakhir, kerja sama di bidang cyber. Indonesia dan Australia sepakat meningkatkan kerja sama melalui penguatan pembangunan kapasitas pertahanan cyber kedua negara.
FRISKI RIANA
Terpopuler:
Tak Ada Ahok, Balai Kota Sepi dari Aduan Masyarakat
Demi Orang Tua, Keperawanan Gadis Ini Dilelang Rp 5,2 Miliar
JK: Penguasa yang Incar Dahlan Iskan Bukan di Jakarta