TEMPO.CO, Solo - Pemerintah akan membangun jalur rel dari Stasiun Balapan Solo menuju Bandara Adi Sumarmo Solo, Jawa Tengah. Jalur rel itu disiapkan untuk mengintegrasikan Bandara Adi Sumarmo dengan Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta.
Kereta api yang akan digunakan di bandara itu akan menggunakan kereta rel listrik (KRL). "Pengerjaannya akan dimulai di 2017," kata Kepala Subdirektorat Penataan dan Pengembangan Jaringan Kereta Api Kementerian Perhubungan Titiek Masdini Agustriana saat ditemui di kampus Universitas Sebelas Maret Solo, Sabtu, 29 Oktober 2016.
Pengembangan tersebut membuat kereta komuter yang melayani penumpang dari Yogyakarta menuju Solo juga akan diganti dengan KRL. Selama ini, penumpang dilayani KA Prambanan Ekspress yang menggunakan tipe Kereta Rel Disel Elektrik.
Saat ini, pihaknya tengah menyusun perencanaan untuk proyek elektrifikasi jalur rel tersebut. "Termasuk penggunaan sumber energi listriknya," katanya. Menurut Titiek, pihaknya masih mencari alternatif penyedia energi selain dari PT Perusahaan Listrik Negara.
Dalam proyek tersebut, pemerintah akan membuat jalur rel baru dari Stasiun Kalioso menuju Bandara Adisumarmo. Sebagian besar akan melintas berdampingan dengan jalan tol Solo-Semarang. "Sehingga pembebasan lahan tidak terlalu banyak," kata dia. Sayangnya, Titiek tidak bersedia menyebut anggaran yang dibutuhkan.
"Proyek itu akan dibangun selama tiga tahun," kata dia. Diharapkan jalur kereta bandara itu bisa mulai digunakan pada 2019.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan Agus Santoso menyebut jalur rel itu menjadi sarana pengintegrasian Bandara Adi Sutjipto dengan Bandara Adi Sumarmo. "Dua bandara ini cukup unik karena jaraknya hanya 50 kilometer," katanya.
Proses integrasi dua bandara itu cukup penting lantaran penumpang di Bandara Adi Sutjipto sudah melebihi kapasitas. Setiap tahun, terdapat 6,4 juta penumpang yang pergi dan pulang dari bandara tersebut. Padahal, kapasitas penumpang di bandara itu hanya 4,2 juta penumpang per tahun.
"Sedangkan kapasitas Bandara Adi Sumarmo masih sangat longgar," katanya. Tiap tahun terdapat 1,5 juta penumpang yang melalui bandara itu. Padahal, bandara tersebut memiliki kapasitas hingga 3,8 juta penumpang per tahun.
Dalam konsep yang tengah disusun, mereka akan memberangkatkan kereta api dari Yogyakarta menuju Bandara Adi Sumarmo setiap 30 menit. "Kereta akan melaju dengan kecepatan rata-rata 90 kilometer per jam," katanya. Dengan demikian, waktu tempuh yang dibutuhkan hanya 50 menit.
Meski segera digarap, pihaknya belum memiliki konsep alternatif jika Bandara Adi Sutjipto nanti jadi pindah ke Kulonprogo. "Jalur rel ke Bandara Kulonprogo sudah dibicarakan namun belum ada kepastian," katanya.
AHMAD RAFIQ