Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jusuf Kalla Sebut Tiga Kebijakan Penghambat Perekonomian  

image-gnews
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat memberikan sambutan pembukaan Anti Coruption Summit 2016 di UGM Yogyakarta 25 Oktober 2016. TEMPO/Handwahyu
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat memberikan sambutan pembukaan Anti Coruption Summit 2016 di UGM Yogyakarta 25 Oktober 2016. TEMPO/Handwahyu
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan ada tiga kebijakan pokok masa lalu yang menghalangi kemajuan ekonomi Indonesia. "Ada tiga kebijakan pokok yang menyebabkan kita ini terhalang kemajuannya," ucap Kalla saat menjadi pembicara kunci dalam seminar Tempo Economic Briefing, Kamis, 27 Oktober 2016, di Hotel Westin, Jakarta. Ini membuat Indonesia tidak semaju negara jiran, seperti Malaysia dan Thailand.

Pertama adalah kesalahan menangani krisis ekonomi 1998 melalui Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Kalla mengatakan ongkos yang ditanggung sangat besar, yaitu Rp 600 triliun atau setara nilai sekarang hampir Rp 3.000 triliun. "Kesalahannya hanya satu, mempercayai, men-guarantee semua yang salah.” Jadi semua orang melakukan penggelembungan atau merampok dari kebijakan yang dibuat saat itu.

Kesalahan kedua, memboroskan sumber daya alam melalui subsidi. Kalla berujar, situasi ini mirip dengan Venezuela yang memberi subsidi sangat besar pada bahan bakar minyak (BBM) untuk rakyatnya. Bahkan, dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia mensubsidi hampir Rp 1.500 triliun. "Yang terbesar itu pada, maaf, kabinet sebelum ini.” Sedangkan kabinetnya tiga kali menaikkan harga BBM. “Kami keras," tutur Kalla.

Kebijakan ketiga yang dianggap keliru adalah menata pemerintahan dari sentralistik ke otonomi. Tapi, ucap Kalla, perubahan sistem itu tidak dikelola birokrasi secara efisien. Ini menyebabkan ongkos birokrasi hari ini lebih mahal tujuh kali lipat dibanding sepuluh tahun lalu.

Kalla mengatakan kesalahan tiga kebijakan itu membuat struktur belanja dalam APBN bergeser. Saat Orde Lama, biaya pembangunan mencapai 50 persen. Sekarang belanja modal dan barang itu tidak lebih dari 50 persen. Belanja modal hanya sekitar 9 persen. Padahal belanja modal dan barang yang sebenarnya bisa mendorong pertumbuhan. “Multiplier effect yang bisa menumbuhkan," ujar Kalla.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerintah saat ini sudah mengkoreksi semua kebijakan keliru itu. Kalla mencontohkan kebijakan di bidang perbankan. Saat ini, kondisi apa pun yang terjadi pada bank diserahkan kepada bank, tidak ada urusannya dengan pemerintah. "Mau bangkrut, bangkrutlah," tuturnya. Pemerintah tidak akan lagi memberi dana talangan (bailout). Bila ada bank yang rusak, tanggung jawabnya ada pada pemegang saham, tidak ada lagi urusan dengan Bank Indonesia dan pemerintah. “Karena itulah yang menyebabkan kita ditipu mentah-mentah menghabiskan uang."

Begitu juga penurunan subsidi, misalnya subsidi listrik dan BBM. Kalla mengatakan sebelumnya subsidi listrik mencapai Rp 100 triliun, sementara saat ini sekitar Rp 40 triliun. "Jadi ini sudah dua (yang) dihindari. Biaya birokrasi yang agak tinggi," ujar Kalla.

AMIRULLAH


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tak Cukup Bukti, Stafsus Wapres Tak Jadi Tersangka

28 November 2019

Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat melakukan wawancara mingguan dengan awak media di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, 28 November 2019. TEMPO/Friski Riana
Tak Cukup Bukti, Stafsus Wapres Tak Jadi Tersangka

Lukmanul Hakim tengah terjerat dugaan kasus penipuan akreditasi sertifikasi halal Majelis Ulama Indonesia (MUI).


Staf Khusus Terjerat Kasus Hukum, Ma'ruf Amin: Sudah Klarifikasi

28 November 2019

Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat melakukan wawancara mingguan dengan awak media di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, 28 November 2019. TEMPO/Friski Riana
Staf Khusus Terjerat Kasus Hukum, Ma'ruf Amin: Sudah Klarifikasi

Masduki juga mempersilakan jika kepolisian mau memeriksa Lukmanul.


Cerita Kardus Durian di Dapur Ma'ruf Amin

21 Oktober 2019

Wakil Presiden terpilih Ma'ruf Amin (tengah) memimpin doa bersama didampingi istri Wuri Estu Handayani Ma'ruf Amin (ketiga kanan) beserta keluarga besar sebelum mengikuti upacara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024 di Jakarta, Minggu 20 Oktober 2019. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Cerita Kardus Durian di Dapur Ma'ruf Amin

Sejak terpilih jadi Wakil Presiden RI, banyak tetamu yang berkunjung ke rumah Ma'ruf Amin. Mereka datang dengan berbagai tujuan.


Cerita Ma'ruf Amin Masuk Istana: Olahraga dan MoU dengan Kambing

20 Oktober 2019

Calon wakil presiden Ma'ruf Amin melayat ke rumah duka almarhumah Ani Yudhoyono di Puri Cikeas, Bogor, Ahad, 2 Juni 2019. TEMPO/Irsyan Hasyim
Cerita Ma'ruf Amin Masuk Istana: Olahraga dan MoU dengan Kambing

Ma'ruf Amin melakukan banyak persiapan menjelang masuk dilantik menjadi Wakil Presiden.


AHY Kirim Karangan Bunga Minimalis untuk Ma'ruf Amin

20 Oktober 2019

Agus Harimurti Yudhoyono mengirimkan karangan bunga ke kediaman Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Jalan Situbondo, Jakarta Pusat, pada Ahad, 20 Oktober 2019. FOTO: Tempo/Halida Bunga
AHY Kirim Karangan Bunga Minimalis untuk Ma'ruf Amin

AHY mendoakan agar Ma'ruf Amin senantiasa diberi kesehatan dan sukses dalam menjalankan pengabdian sebagai wakil presiden RI.


Menjelang Akhir Masa Jabatan, JK Pamit kepada 100 Ekonom

17 Oktober 2019

Wakil Presiden Jusuf Kalla saat memberikan sambutan dalam acara Gerakan Nasional
Menjelang Akhir Masa Jabatan, JK Pamit kepada 100 Ekonom

JK menyampaikan pidato perpisahannya sebagai Wakil Presiden RI saat menjadi pembicara kunci dalam diskusi bersama 100 ekonom pada Kamis, 16 Oktober 2019, di The Westin, Jakarta Pusat.


JK Sebut 2 Wanita Pengusaha Ini Penopang Ekonomi Keluarganya

29 Juli 2019

Wakil Presiden Jusuf Kalla berbicara dalam acara Presidential Lecture 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu 24 Juli 2019. Kegiatan yang diikuti oleh 6.148 CPNS hasil seleksi tahun 2018 itu mengangkat tema Sinergi Untuk Melayani. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
JK Sebut 2 Wanita Pengusaha Ini Penopang Ekonomi Keluarganya

Menurut JK, penghasilan sebagai wakil presiden bukan penopang utama ekonomi keluarganya.


Juru Bicara Wapres Berharap Ma'ruf Amin Tetap Pakai Sarung

4 Juli 2019

Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Cawapres nomor urut 01 Maruf Amin (kanan) saat halalbihalal di Istana Negara, Jakarta, Rabu 5 Juni 2019. Presiden bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Kalla menggelar halalbihalal Idufitri 1 Syawal 1440 Hijriah di Istana Negara yang terbuka bagi masyarakat umum maupun pejabat negara. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Juru Bicara Wapres Berharap Ma'ruf Amin Tetap Pakai Sarung

Ma'ruf Amin diharapkan tetap mengenakan busana khasnya yaitu mengenakan sarung jika telah dilantik.


Harapan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Ulang Tahun Ke - 77

16 Mei 2019

Wapres Jusuf Kalla (JK) meniup lilin saat mendapat kejutan ulang tahun di Jenewa, Swiss, Rabu dinihari, 15 Mei 2019. Sekitar pukul 00.00 waktu setempat JK berkumpul bersama kerabat, pasukan pengamanan, ajudan, staf Sekretariat Wapres hingga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letnan Jenderal TNI Doni Monardo, untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-77. Foto: Tim Media Setwapres RI
Harapan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Ulang Tahun Ke - 77

Wakil Presiden Jusuf Kalla berulang tahun ke-77 pada tanggal 15 Mei 2019 ini.


Jusuf Kalla: Dulu Saya Tersinggung Ada yang Bilang Dasar Pedagang

4 November 2018

Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) melantik 1.994 orang calon Muda Praja menjadi Muda Praja IPDN, di Lapangan Parade  Abdi Praja, Jatinangor, Sumedang, Jumat, 2 Nopember 2018. (dok Pemprov Jabar)
Jusuf Kalla: Dulu Saya Tersinggung Ada yang Bilang Dasar Pedagang

Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK dulu kerap merasa marah jika diolok soal profesinya sebagai pedagang atau pengusaha.