TEMPO.CO, Karawang - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Karawang Toto Suripto mengingatkan Bupati Cellica Nurachadiana untuk mengatasi permasalahan kemiskinan di Karawang secara mandiri. Toto mengaku heran karena penanganan warga miskin di Karawang selalu dilakukan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
"Akhir-akhir ini, Dedi kerap melakukan pencitraan di Kabupaten Karawang," kata Toto kepada wartawan di gedung DPRD Karawang, Kamis, 27 Oktober 2016.
Menurut Toto, Cellica belum menyadari bahwa kegiatan Dedi Mulyadi di Karawang dapat mengurangi kewibawaan Cellica sebagai bupati. "Saya khawatir wibawa Cellica bisa runtuh karena dianggap tidak bisa mengatasi sendiri masalah kemiskinan di Karawang," ujar politikus PDI Perjuangan itu.
Pekan ini, Karawang sempat gaduh ketika Dedi Mulyadi melakukan aktivitas sosial bedah rumah warga miskin di Kecamatan Jatisari. Kegiatan Dedi diekspos banyak media sehingga menimbulkan reaksi pro dan kontra masyarakat Karawang.
Dedi juga sempat membuat heboh warga Karawang ketika menolong seorang pasien Rumah Sakit Umum Daerah Karawang yang kabarnya ditelantarkan. Dedi menggendong pasien tersebut ke mobil untuk dipindahkan ke rumah sakit swasta dan mengaku menanggung seluruh biaya perawatan. Kegiatan Dedi ini mengundang reaksi Cellica, yang merasa kegiatan tersebut dipolitisasi.
Toto menyarankan Cellica untuk menangani masalah yang lebih penting. Misalnya, membangun rumah singgah untuk orang telantar. Berdasarkan data Dinas Sosial Kabupaten Karawang, ratusan orang telantar di Karawang terpaksa dibawa ke panti sosial di Bandung ataupun dititipkan sementara di panti swasta.
Kepala Bidang Bantuan Jaminan Sosial Dinas Sosial Karawang Ruchimat mengaku kebingungan ketika ada orang telantar di Karawang. Sebab, sampai saat ini Karawang belum memiliki rumah singgah untuk menampung mereka. “Dinsos pernah mengajukan pembangunan rumah singgah, tapi sampai saat ini belum pernah direalisasikan, bahkan rencana itu dibatalkan,” tuturnya.
Ruchimat menambahkan, banyak kasus orang telantar yang ditangani Dinas Sosial. Namun kesulitan terbesar adalah tempat singgah bagi orang-orang yang telantar itu. “Setiap bulan kami menangani orang telantar sedikitnya sepuluh orang dan terpaksa menggunakan kantor Dinsos untuk penampungan sementara."
Ketua Social Community Karawang Agung S. Maulana menilai Cellica terkesan hanya melakukan pencitraan bersama Dedi Mulyadi dalam menjalankan aksi sosialnya. Sebab, saat ini bukan hanya bedah rumah yang dibutuhkan, tapi masih banyak permasalahan sosial yang belum ditangani dan seakan tidak diperhatikan.
“Kalau memang Bupati peduli kepada warga miskin, jangan melakukan kebijakan yang parsial, tapi membuat kebijakan yang komprehensif, salah satunya dengan membuat rumah singgah atau panti sosial,” ucapnya.
HISYAM LUTHFIANA