TEMPO.CO, Yogyakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah terus berupaya menurunkan bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR). Jika tahun ini target bunga KUR menjadi 9 persen, tahun depan pemerintah menargetkan tingkat bunga KUR menjadi 7 persen.
"Akhir tahun ini, target kita 9 persen, tahun depan 7 persen," kata Kalla setelah membuka seminar Anti Corruption Summit (ACS) 2016 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Selasa, 25 Oktober 2016.
Dalam sambutan pembukaan ACS 2016, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Agus Rahardjo mengatakan KPK mendukung pemerintah menurunkan bunga kredit. "Bapak Wakil Presiden, KPK ada di belakang Bapak kalau bunga bank akan didobrak turun dibanding hari ini," kata Agus dalam sambutannya.
Agus menuturkan tingkat bunga kredit bank di Indonesia sangat tidak adil buat rakyat. Bunga pinjaman untuk konglomerasi bisa mencapai 12 persen, sementara untuk rakyat mencapai 17 persen. Padahal dari tren bunga deposito di negara-negara lain yang dipelajari KPK, misalnya Jepang, bunga deposito simpanan malah negatif, sementara bunga pinjaman kredit hanya berkisar 0-0,4 persen. "Sementara di Indonesia, hari ini masih kita saksikan, mohon maaf kalau saya baca iklannya BRI (Bank Rakyat Indonesia), korporasi itu 12 persen, mikro itu bunganya 17 persen," kata Agus.
Penurunan bunga kredit menjadi target pemerintahan Jokowi-JK. Penilaian ketidakadilan atas bunga kredit ini juga telah diungkapkan Kalla pada kesempatan-kesempatan sebelumnya. Karena itu, dia mengatakan pemerintah akan menekan bunga kredit perbankan menjadi single digit pada akhir tahun ini. "Sekarang, bunga KUR sudah sembilan persen," tutur Kalla.
Kalla mengatakan tingginya bunga kredit disebabkan bunga deposito masih tinggi. Karena itu, penurunan bunga kredit dilakukan dengan penurunan bunga deposito sehingga otomatis bunga kredit turun.
Selain faktor bunga deposito, fakto inflasi memengaruhi bunga kredit. Kalla mengatakan tingkat inflasi dan kredit saling memengaruhi. "Kalau inflasi tinggi, bunga kredit tinggi (karena Bank Indonesia/BI akan meningkatkan bunga deposito). Namun, kalau kredit tinggi, bisa juga inflasi tinggi karena biaya tinggi," ujar Kalla.
AMIRULLAH