TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil melakukan perjalanan dinas ke Belanda selama dua hari terhitung sejak Sabtu, 22 Oktober 2016, hingga Senin, 24 Oktober 2016. Dia mengakui perjalanan tersebut diselingi dengan syuting bersama Najwa Shihab untuk program Mata Najwa.
"Saya ada empat urusan dinas selama dua hari di Belanda. Memang ada Mata Najwa, tapi itu urusan non-kedinasan," kata Ridwan Kamil saat ditemui di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalemkaum, Kota Bandung, Selasa, 25 Oktober 2016.
Ridwan Kamil mengatakan berencana memulangkan artefak-artefak sejarah Kota Bandung yang saat ini berada di Leiden University, Museum Rakyat Belanda, dan Reinwart Institute. "Kita buat MoU (nota kesepahaman) untuk pemulangan artefak-artefak sejarah Indonesia yang ngumpul di Belanda," ujarnya.
Ridwan Kamil menambahkan, di tiga tempat tersebut, terdapat belasan ribu dokumen dan barang-barang yang bisa menceritakan sejarah Kota Bandung. "Ada 15 ribu dokumen tentang Bandung di sana," ucapnya.
Nantinya, Dokumen-dokumen dan barang sejarah tersebut akan ditempatkan di Museum Sejarah Kota Bandung yang saat ini tengah dibangun di Jalan Aceh, Kota Bandung. Rencananya, museum ini selesai pada Desember 2016 mendatang. "Kerja sama pemulangan dan manajemen museum," tuturnya.
Meski demikian, Ridwan Kamil belum bisa memastikan apakah artefak dan dokumen sejarah yang akan dipulangkan berbentuk asli atau salinan. Sebab, secara hukum dokumen-dokumen dan barang sejarah tersebut milik pemerintah Belanda.
"Kita belum tahu (yang akan dikembalikan), negosiasi masih berlangsung. Hambatannya, itu milik mereka (Belanda) secara hukum. Secara kultural, milik kita. Seburuk-buruknya berbentuk digital. Namun apa pun itu, kita kota sebesar ini enggak punya museum untuk dirinya sendiri," katanya.
PUTRA PRIMA PERDANA
Baca juga:
KPK Curigai Pemilihan Rektor, Begini Permainan Staf Menteri
Banjir Bandung, Begini Ekspresi Kebingungan Ridwan Kamil
Antisipasi Banjir Pasteur, Ridwan Kamil Siapkan Tol Air