INFO NASIONAL - Berdasarkan data yang dirilis Double Burdens of Disease & WHO NCD Country Profiles (2014), telah terjadi transisi epidemiologi dari Penyakit Menular ke Penyakit Tidak Menular (PTM) yang dapat memicu kematian. Jika pada 1990 penyakit menular, seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), tuberkulosis, dan diare, adalah penyebab kematian terbesar, memasuki 2010 kondisinya berubah. Berbagai jenis PTM, seperti stroke, jantung, kanker, dan diabetes, menjadi penyebab kematian dan kecacatan yang cukup tinggi. Epidemiologi diprediksi terus berlanjut seiring dengan perkembangan perilaku tidak sehat penduduk dunia.
Untuk itu, langkah-langkah konkret mesti diambil oleh seluruh masyarakat dan para pemangku kepentingan guna meningkatkan kualitas hidup ratusan juta rakyat Indonesia. Ditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan melakukan penilaian terhadap setiap keluarga. Hasil yang didapat, berdasarkan penilaian atas 12 indikator kesehatan, hanya 40 persen keluarga yang termasuk kategori keluarga sehat.
Baca juga:
“Beberapa contoh masalah lingkungan, seperti akses warga menuju fasilitas pelayanan kesehatan yang masih kurang memadai, sarana air bersih, hingga kesadaran masyarakat, menjadi aspek-aspek yang mesti diperbaiki,” ujar Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Dirjen Kesmas) Anung Sugihantono.
Kementerian Kesehatan juga mengembangkan program Indonesia Sehat melalui pendekatan keluarga. Upaya pendekatan keluarga dilakukan puskesmas dengan mendatangi setiap keluarga di wilayahnya untuk pendataan/pengumpulan profil kesehatan.
Kemudian, tiga program besar dengan pendekatan keluarga, yang mengedepankan aspek promotif-preventif, pun dijalankan, yaitu program Nusantara Sehat, Keluarga Sehat, dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Program-program tersebut sejalan dengan poin ke-5 Nawa Cita dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
Baca juga:
Dalam konsep besar, program Germas mencakup tiga area sasaran. Area pertama menyasar kebijakan pembangunan yang berwawasan kesehatan. Kedua, melalui paradigma sehat tentang menanamkan pemahaman kepada masyarakat. Kemudian, menjadi contoh masyarakat berperilaku sehat dengan setiap individu memiliki peran yang sama sebagai contoh bagi individu lain.
Program Germas akan diluncurkan secara serentak pada November 2016 di sepuluh kabupaten/kota, yakni Kabupaten Bantul (Yogyakarta), Kabupaten Padang Pariaman (Sumatera Barat), Kota Jambi (Jambi), Pulau Belakang Padang Batam (Kepulauan Riau), Kabupaten Pandeglang (Banten), Kabupaten Bogor (Jawa Barat), Kabupaten Purbalingga (Jawa Tengah), Kota Surabaya dan Kota Madiun (Jawa Timur), serta Kota Pare-pare (Sulawesi Selatan).
“Target jangka panjang Germas adalah menurunkan prevalensi penyakit hingga 50 persen. Kunci dalam menekan angka penyakit justru ada pada kesadaran masyarakat dalam mencegah penyakit itu sendiri,” kata Anung. (*)