TEMPO.CO, Cilacap - Tim dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan investigasi terhadap jatuhnya pesawat latih milik Perkasa Flight School di persawahan Desa Tritih Lor, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
"Saat ini tim dari KNKT telah berada di Cilacap untuk melakukan investigasi," kata Distric Manager Perkasa Flight School Muhammad Randy kepada wartawan di kantor Perkasa Flight School, Kompleks Bandara Tunggul Wulung, Cilacap, Rabu 19 Oktober 2016.
Randy mengakui salah satu pesawat latih milik Perkasa Flight School mengalami pendaratan darurat (emergency landing) di ujung "Runway I-3" Bandara Tunggul Wulung atau area persawahan Desa Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi.
Randy mengatakan pesawat dengan register PK-PHB itu diawaki oleh seorang instruktur bernama Victor Chachon asal Spanyol dan seorang siswa bernama Rahinditya Chandra Sura yang baru memiliki 10 jam terbang.
"Kebetulan mereka sedang melakukan penerbangan untuk cek solo," katanya.
Saat kejadian, menurut Randy, pesawat tersebut baru lepas landas pada ketinggian 300 feet dan tetap berkomunikasi dengan petugas Air Navigation Bandara Tunggul Wulung. Bahkan, kata dia, awak pesawat sempat meminta "force landing" hingga akhirnya mengalami kecelakaan.
Randy mengatakan dua awak pesawat yang mengalami kecelakaan tersebut dalam kondisi sehat.
Terkait dengan dugaan penyebab terjadinya kecelakaan tersebut, Randy mengatakan pihaknya tidak berwenang untuk menyampaikannya. "Itu wewenang KNKT yang sedang melakukan investigasi," katanya.
Menurut Randy, setiap pesawat yang telah dirilis oleh mekanik dapat dipastikan laik terbang. Dengan demikian, kata dia, pesawat latih yang mengalami kecelakaan itu juga laik terbang karena secara rutin dicek oleh mekanik.
Terkait dengan tanaman padi yang rusak akibat tertimpa pesawat yang jatuh, pihaknya akan memberi ganti rugi kepada pemilik sawah.
ANTARA