TEMPO.CO, Medan - Unjuk rasa sekitar 300 pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, hari ini berakhir ricuh. Seorang pengungsi tewas setelah terjatuh dari lantai 2 kantor Bupati Karo akibat saling dorong dengan petugas Satuan Polisi Pamong Praja dan polisi.
Baca:
Hotman Paris Hadiahkan Lamborghini demi Sayembara Jessica
Yuni Shara Putus dari Bekas Suaminya, Ini Kata Wanda Hamidah
Tolak Pleidoi Jessica, Jaksa: Pembunuhan Rapi dan Keji
Sekitar 300 warga Desa Guru Kinayan, Kecamatan Payung, sejak kemarin berupaya menanyakan dana relokasi tahap kedua tahun 2016 untuk pengungsi asal Desa Guru Kinayan. "Sampai Oktober ini belum juga cair," kata Samuel Ginting, seorang pengungsi, kepada Tempo, Selasa, 18 Oktober 2016.
Menurut Samuel, dalam unjuk rasa ini, pengungsi berniat menemui Bupati Karo Terkelin Brahmana untuk menanyakan jadwal pencairan dana relokasi tahap kedua. "Tadi pagi, sekitar pukul 10.30 WIB, 300 korban Sinabung mendatangi kantor Bupati Karo dengan tujuan meminta dana relokasi tahap kedua dicairkan," ujarnya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sumatera Utara Komisaris Besar Rina Sari Ginting mengatakan unjuk rasa pengungsi Sinabung di kantor Bupati Karo berlangsung ricuh karena Badan Penanggulangan Bencana Karo belum bisa mencairkan dana relokasi tahap kedua.
"Akibatnya, warga marah dan sempat terjadi aksi saling dorong dengan Satpol PP di lantai 2 kantor Bupati. Saat itulah seorang pengungsi bernama Sartono Sembiring, 61 tahun, tiba-tiba terjatuh dari Lantai 2," kata Rina.
Mendapat luka serius, Sartono dibawa ke Rumah Sakit Umum Ester Kaban Jahe. "Namun sayang, nyawanya tak tertolong. Sesampai di rumah sakit, Sartono meninggal," tutur Rina.
Bupati Terkelin tak menjawab telepon Tempo, yang ingin menanyakan tuntutan pengungsi asal Desa Guru Kinayan. Begitu juga Sekretaris BPBD Kabupaten Karo Jhonson Tarigan. Hingga siang ini, pengungsi asal Guru Kinayan masih bertahan di kantor Bupati Karo.
SAHAT SIMATUPANG