Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kasus Dimas Kanjeng, Marwah Daud Diperiksa Penyidik 8 Jam  

image-gnews
Marwah Daud Ibrahim. TEMPO/Amston Probel
Marwah Daud Ibrahim. TEMPO/Amston Probel
Iklan

TEMPO.CO, Surabaya - Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jawa Timur memeriksa Marwah Daud Ibrahim selama delapan jam terkait kasus penipuan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Senin, 17 Oktober 2016. Selain Marwah, penyidik juga memeriksa lima orang yang diduga menjabat sebagai sultan. Mereka semua diperiksa sebagai saksi.

"Pertanyaan penyidik tadi tak jauh dari seputar yayasan," kata Marwah yang didampingi kuasa hukumnya sesaat keluar dari ruang penyidik sekitar pukul 17.00. Marwah mengatakan pertanyaan yang diajukan penyidik kepada dia menyangkut perkenalannya dengan Taat Pribadi, struktur yayasan, peran serta fungsi dia selaku ketua yayasan.

Saksikan juga:

Video: Ini Cerita Istri Kedua Dimas Kanjeng

Marwah mengaku dia tidak menjabat Ketua Yayasan Pedepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, melainkan Ketua Yayasan Kraton Kasultanan Sri Raja Prabu Jasanagara. Amanah tersebut baru ia terima sejak 11 Agustus 2016 lalu. "Jadi saya menjabat ketua yayasan baru dua bulan," kata politikus Partai Gerindra tersebut.

Menurut dia, alasan dia menerima jabatan itu karena program-progam yang dirancang yayasan sangat bagus dan fokus pada bidang budaya. "Programnya bagus yakni untuk kemaslahatan umat." Program-program tersebut sesuai dengan impiannya. "Apa yang ada di padepokan merupakan percontohan dari program yayasan."

Dia mencontohkan program yayasan di antaranya mendirikan masjid dan sekolah di daerah yang membutuhkan. Program tersebut dijalankan oleh tim program yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Dia menyebut orang-orang itu sebagai santri. "Karena itu yayasan mendata untuk mencari tahu keunggulan dan kelemahan tiap daerah."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Disinggung dari mana yayasan mendapat dana, Marwah menolak berasal dari para santri. Menurut dia, dana itu didapat dari proses pengadaan uang (bukan penggandaan). "Saya meyakini beliau bisa mengadakan uang. Saya melihat, alami, dan ketahui sendiri. Uang penggandaan itu bukan untuk pribadi tapi kemaslahatan umat."

Namun demikian, Marwah tidak menolak bahwa para santri menyerahkan mahar ke yayasan. Dia menyamakan uang mahar itu tak ubahnya uang pendaftaran masuk sebuah organisasi. "Santri yang berkontribusi membangun padepokan dicatat. Siapa yang membutuhkan uangnya dikembalikan lagi," ujar Marwah yang mengaku  menyerahkan uang mahar.

Marwah datang ke ruang penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Timur bersama kuasa hukumnya pada pukul 09.15 WIB. Dia datang tanpa suaminya, Tajul Ibrahim. Menurut Marwah, alasan suaminya tidak hadir karena sakit. Penyidik sebenarnya mengagendakan pemeriksaan Marwah berserta suaminya dan sepuluh orang yang menjabat sebagai sultan. *

NUR HADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Waspada Uang Palsu Jelang Lebaran, Cegah dengan Tips Ini

17 hari lalu

Ilustrasi pekerja menerima THR. Pexels
Waspada Uang Palsu Jelang Lebaran, Cegah dengan Tips Ini

Waspada peredaran uang palsu saat bagi-bagi THR menjelang Lebaran.


Waspada Peredaran Uang Palsu, Begini Cara Bedakan Uang Asli dan Palsu

17 hari lalu

Uang palsu yang peredarannya diungkap oleh Polres Metro Jakarta Barat. ANTARA/HO-Polres Jakbar
Waspada Peredaran Uang Palsu, Begini Cara Bedakan Uang Asli dan Palsu

Kebutuhan terhadap uang tunai mendekati lebaran meningkat. Namun, perlu waspada peredaran uang palsu. Ingat lagi bedakan uang asli dan palsu.


Waspada Menjelang Lebaran, Ini Ciri-Ciri Uang Palsu dan Cara Menghindarinya

29 hari lalu

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Rupiah ditutup melemah mendekati level Rp16.000 hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
Waspada Menjelang Lebaran, Ini Ciri-Ciri Uang Palsu dan Cara Menghindarinya

Menjelang idul fitri, banyak orang yang menawarkan penukaran uang baru. Sebaiknya tetap waspada dan pahami ciri-ciri uang palsu agar tidak tertipu.


Jelang Lebaran, Uang Palsu Beredar di Jakarta Barat

31 hari lalu

Uang palsu yang peredarannya diungkap oleh Polres Metro Jakarta Barat. ANTARA/HO-Polres Jakbar
Jelang Lebaran, Uang Palsu Beredar di Jakarta Barat

Polres Jakarta Barat membongkar peredaran uang palsu di Cengkareng,


Pengedar Dolar Singapura Palsu di Batam Ditangkap, Nilainya Rp 45 Miliar Mau Ditukar di Casino Marina Bay

31 Januari 2024

Konferensi pers Polda Kepri pengungkapan jaringan pengedar uang palsu dollar Singapura di Mapolda Kepri, Kota Batam, Rabu 31 Januari 2023. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Pengedar Dolar Singapura Palsu di Batam Ditangkap, Nilainya Rp 45 Miliar Mau Ditukar di Casino Marina Bay

Polda Kepri menangkap pengedar uang palsu dolar Singapura di Batam. Ketahuan saat mau ditukarkan di casino Marina Bay.


BI Ajak Masyarakat Waspada Peredaran Uang Palsu di Tahun Politik, Lakukan Ini Jika Menemukannya

5 Desember 2023

Ilustrasi Uang Palsu. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
BI Ajak Masyarakat Waspada Peredaran Uang Palsu di Tahun Politik, Lakukan Ini Jika Menemukannya

Bank Indonesia atau BI melakukan berbagai antisipasi untuk mencegah peredaran uang palsu terutama di tahun politik ini.


Ragam Modus yang Sering Dipakai dalam Kejahatan Peredaran Uang Palsu

5 Desember 2023

Ilustrasi Uang Palsu. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Ragam Modus yang Sering Dipakai dalam Kejahatan Peredaran Uang Palsu

Pelaku tindak pidana pemalsuan uang dan peredaran uang palsu menggunakan beragam modus operandi untuk melancarkan aksinya.


Hati-Hati Peredaran Uang Palsu Modus Isi Ulang Saldo Digital, Terjadi di Bekasi

3 Desember 2023

Ilustrasi Uang Palsu. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Hati-Hati Peredaran Uang Palsu Modus Isi Ulang Saldo Digital, Terjadi di Bekasi

Polisi tetap melakukan penyelidikan percobaan peredaran uang palsu modus isi ulang saldo digital, meski tidak ada korban.


BI: Waspadai Peredaran Uang Palsu Terutama di Masa Kampanye Pemilu

3 Desember 2023

Pegawai Bank Indonesia (BI) memperlihatkan uang rupiah pecahan lima puluh ribu saat sosialisasi cara mengidentifikasi uang palsu di Miangas, Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara, 28 Oktober 2021. Tidak hanya melakukan penukaran uang, BI juga melaksanakan penyerahan bantuan sosial kepada kelompok-kelompok masyarakat, serta sosialisasi cinta bangga paham (CBP) Rupiah bagi masyarakat umum serta siswa-siswi sekolah. BI juga memperkenalkan fungsinya sebagai bank sentral, menyosialisasikan cara mengidentifikasi uang asli untuk mencegah beredarnya rupiah palsu di masyarakat yang tinggal di wilayah 3T. ANTARA FOTO/ADWIT B PRAMONO
BI: Waspadai Peredaran Uang Palsu Terutama di Masa Kampanye Pemilu

BI menyarankan masyarakat untuk menggunakan uang digital agar terhindar dari penyalahgunaan uang palsu.


Transaksi COD Pakai Uang Palsu, Pemuda di Tangerang Ditangkap Polisi

8 Oktober 2023

Ilustrasi Uang Palsu. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Transaksi COD Pakai Uang Palsu, Pemuda di Tangerang Ditangkap Polisi

Polisi mengungkap sejumlah pengaduan masyarakat yang resah dengan peredaran uang palsu saat bertransaksi secara COD.