TEMPO.CO, Tasikmalaya - Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Wiriadinata, Tasikmalaya, direncanakan menjadi bandar udara (bandara) sipil atau komersial. Sebagai uji coba, pesawat ATR 72-500 dengan nomor registrasi PK-WFO milik Wings Air menjadi pesawat komersial pertama yang mendarat di bandara ini, Senin, 17 Oktober 2016 pukul 15.15 WIB.
Pilot ATR 72-500, Captain Isana Nur Ardi, mengatakan tidak ada kesulitan saat mendarat di Bandara Wiriadinata. Meski tanpa kendala, dia akan melakukan evaluasi dan membuat prosedur areanya. "Evaluasi penerbangan," katanya Senin, 17 Oktober 2016.
Baca:
Begini Alasan Titing Laporkan Balik Marissa Haque ke Polda
Penumpang Meninggal di Pesawat, Garuda Harus Tanggung Jawab
MUI Diminta Tak Terlibat dalam Politik Kekuasaan
Menurut Isana, idealnya, panjang landasan di Bandara Wiriadinata sekitar 1.400 meter. Panjang landasan yang ada saat ini 1.200 meter. "Jika ditambah lebih bagus. Tambah 200 meter lagi supaya optimum," jelas Isana.
Isana mengatakan pihaknya senang bisa melayani penumpang jurusan Tasikmalaya-Jakarta nantinya. "Apalagi bisa menghubungkan se-Indonesia. Bisa menaikkan perekonomian daerah, itu misi kami," katanya.
Menurut Isana, fasilitas yang berada di Bandara Wiriadinata untuk saat ini sudah cukup. Penambahan fasilitas VOR (Very High Frequency Omnidirectional Radio Range)--salah satu sistem navigasi menggunakan gelombang radio dan digunakan oleh pesawat terbang--kata dia, akan lebih bagus.
Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman, menyambut baik penerbangan pesawat Wings Air ini. "Kita punya harapan dan target agar Lanud jadi bandara sipil," jelasnya.
Keberadaan bandara, menurut Budi, sangat mendesak. Hal ini karena rendahnya iklim investasi di Kota Tasikmalaya. "TNI sudah menyerahkan, Kementerian Perhubungan pada prinsipnya sudah oke," ujarnya.
Harapan pemerintah kota, Budi menjelaskan, keberadaan bandara komersial akan berbanding lurus dengan investasi dan pariwisata ke Kota Tasikmalaya. Jika ada bandara, wisatawan yang hendak menuju Tasikmalaya atau Priangan Timur akan lebih mudah. "Hanya 45 menit dari Jakarta ke Tasikmalaya," jelasnya.
Selama ini, kata Budi, waktu tempuh menjadi kendala saat akan menuju Kota Tasikmalaya. Jika lewat darat Jakarta-Tasikmalaya ditempuh selama 5 jam. "Jalannya pun berkelok. Kita butuh konektivitas. Jika ada bandara, orang akan mudah ke Tasik," kata dia.
CANDRA NUGRAHA