Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Banjir Landa Garut Saat Hutan Jadi Kawasan Perkebunan  

image-gnews
Presiden Joko Widodo meninjau salah satu area yang rata tersapu banjir bandang Sungai Cimanuk di  Lapang Paris, Garut, Jawa Barat, 29 September 2016. TEMPO/Prima Mulia
Presiden Joko Widodo meninjau salah satu area yang rata tersapu banjir bandang Sungai Cimanuk di Lapang Paris, Garut, Jawa Barat, 29 September 2016. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.COGarut - Polisi menyelidiki penyebab banjir bandang yang melanda wilayah Garut. Diduga ada unsur tindak pidana korupsi pada alih fungsi lahan di hulu Sungai Cimanuk, Kabupaten Garut, Jawabarat, yang menyebabkan banjir.

Berdasarkan pantauan Tempo, alih fungsi lahan terjadi di kawasan Darajat, Kecamatan Pasirwangi dan kawasan Cikandang, Kecamatan Cikajang. Kawasan Darajat berada sekitar 20 kilometer arah barat dari pusat kota Garut dengan ketinggian sekitar 1.800 meter di atas permukaan laut. Sedangkan daerah Cikajang berjarak sekitar 35 kilometer arah selatan dari pusat kota Garut dengan ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut.

Hijaunya kawasan Darajat dipenuhi tanaman sayuran semusim seperti, kubis, kentang, tomat dan tanaman hortikultura lainnya. Tanaman ini berjejer rapih dari mulai kaki bukit hingga puncak.

Alih fungsi lahan menjadi pertanian menyebar hingga ke puncak gunung Cae. Hampir tidak ditemukan adanya tanaman keras sebagai penahan air di kawasan ini. Hamparan tanaman ini bisa disusuri dari kanan dan kiri jalan sepanjang 6 kilometer. Daerah pegunungan ini tidak jauh dari daerah pembangkit listrik tenaga panas bumi milik Chevron Geothermal Indonesia.

Gunung Puncak Cae ini merupakan daerah hulu sungai Cikamiri yang bermura ke Sungai Cimanuk. Kerusakan lahan akibat alih fungsi di sekitar hulu sungai ini mencapai sekitar 500 hektar. Pembukaan lahan baru masih terjadi sampai saat ini. Alih fungsi lahan ini telah terjadi sejak tahun 2000 lalu. “Kemarin sore, saya turun dari gunung masih ada warga yang menebang pohon dengan gergaji mesin,” ujar Mia Kurniawan, Koordinator Wilayah Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia Garut, Kamis, 6 Oktober 2016.

Kondisi serupa juga terjadi di kawasan hulu sungai Cimanuk. Hamparan kebun sayuran mulai terlihat dari Kecamatan Cisurupan hingga Cikajang. Begitu juga di daerah Cikandang, Kecamatan Cikajang yang merupakan kawasan hulu Cimanuk. Hamparan tanaman sayur sudah mulai terlihat di pinggir jalan raya, tepatnya di lahan perkebunan milik Perusahaan Daerah Agrobisnis dan Pertambangan (PDAP) Jawa Barat. Luasnya mencapai lebih dari 1.500 hektar. Lahan tersebut ditanami sayuran kubis, kentang, cabai, wortel dan yang lainnya.

Alih fungsi di sekitar hulu sungai Cimanuk terjadi di Gunung Mandalagiri. Sejumlah bukit di sekitar kaki gunung berubah menjadi tanaman sayuran. Daerah yang berubah fungsi itu di antaranya berada di blok Ipukan, Jamuju, Nyampai, Kohir, dan Legokpura. Tanaman sayur berjejer dari mulai kaki bukit hingga puncak. "Susah untuk dihitung luasnya karena terlalu banyak hutan yang jadi pertanian," ujar salah seorang petani setempat, Jajang Lengkana, 41 tahun kepada Tempo.

Jajang yang juga sebagai kepala dusun 3 di Desa Cikandang, menyebutkan sekitar 20 tahun ke belakang, hutan di wilayahnya masih belantara. Perubahan lahan ini mulai terjadi secara sporadis sejak turunnya bantuan dari Pemerintah kepada petani melalui program kredit usaha tani (KUT). Dengan adanya bantuan itu, banyak di antara petani yang memiliki modal, tapi tidak memiliki tanah garapan. Akhirnya, banyak petani yang membuka lahan di kawasan hutan.

Menurut dia, hampir 80 persen warganya yang berjumlah 6.000 orang berprofesi sebagai petani. Sebanyak 80 persen dari mereka bercocok tanam di wilayah hutan. "Setiap musim kemarau perambahan terus bertambah," ujarnya.

Meski berada di hutan, kegiatan pertanian ini tidak ditindak Perhutani. Tak hanya itu kegiatan yang biasa dilakukan Perhutani dengan masyarakat seperti persemaian pohon, tidak pernah ada lagi. Masyarakat hanya bertemu dengan petugas Perhutani dalam pembayaran bagi untung atau sewa lahan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Harga sewa yang harus dibayar warga sebesar Rp 250 ribu per hektarnya. Uang ini diserahkan melalui kelompok tani hutan. "Seharusnya profit sharing ini dalam bentuk kopi, tapi sekarang dalam bentuk uang. Dulu satu patok itu 10 kilogram kopi atau 250 kilogram kopi satu hektarnya," ujar Jajang.

Menurut Jajang, dalam mengolah lahannya, banyak di antara petani yang dibiayai oleh para pemodal. Sistemnya, semua operasional dibiayai oleh pemodal dari mulai bibit hingga obat-obatan. Setelah hasil panen dijual, keuntungan petani dipotong dengan biaya operasional tersebut. Biaya untuk satu hektar sayuran seperti kentang dan tomat mencapai Rp 100 juta. Para pemodal ini biasanya datang dari bandar atau toko obat yang berada di sekitar Kabupaten Garut.

Akibat maraknya alih fungsi lahan ini, sejumlah mata air di sekitar hulu sungai Cimanuk banyak yang hilang. Mata air yang hilang itu sedikitnya terdapat tiga titik di kampung Kudeng, Desa Cikandang. Namun akibat intensitas hujan yang tinggi saat ini, banyak keluar mata air baru di sekitar sungai. "Mata air itu akan hilang bila sudah satu bulan memasuki musim kemarau," ujar Jajang.

Karena itu, dia mengaku pasca banjir bandang yang terjadi kemarin, dia mencoba memberikan pemahaman kepada warga. Alih fungsi lahan berdampak terhadap warga Garut yang berada di hilir Cimanuk. Saat ini dia pun mengajak masyarakat lainnya untuk menanam tanaman keras di sekitar hulu sungai. "Saya sedang menyemai puluhan ribu pohon untuk ditanam di Gunung Mandalagiri," ujarnya.

Upaya serupa juga dilakukan Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia Garut, di wilayah Darajat, Kecamatan Pasirwangi. Mereka menanam 15 ribu pohon huru di sekitar perbatasan antara wilayah cagar alam dengan hutan lindung. Jumlah pohon yang ditanam itu memanjang sekitar 15 kilometer sebagai pembatas.

Selain menanam, Forum Konservasi jiga mensosialisasikan kepada warga akan pentingnya hutan bagi kehidupan. Tak hanya itu, mereka juga menggelar kuisioner kepada para petani dan penggarap lahan terkait fungsi hutan. "Jawaban mereka paling banyak pura-pura tidak tahu tentang penggarapan lahan di hutan," ujar Mia.

Banyaknya korban jiwa dalam bencana ini, membuat Presiden Joko Widodo menginstruksikan polisi untuk mengusut tuntas bila ada kejahatan lingkungan di balik bencana ini. Instruksi ini pun disambut Kepolisian. Pada Kamis, 6 Oktober 2016, Polda Jawa Barat memeriksa sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut. Mereka yang diperiksa penyidik itu di antaranya, Kepala Perizinan, Kepala Dinas Kehutanan, SDAP, Lingkungan Hidup, BPN, Bapeda dan pejabat di Dinas Pemukiman, Tata Ruang dan Cipta Karya.

Selain para pejabat, polisi juga memeriksa sejumlah pengusaha pemandian air panas dan hotel di kawasan Darajat. "Tadi penyidik menanyakan seputar perizinan usaha di wilayah Darajat. Mereka mengantongi izin sejak 2001 sampai 2013," ujar kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu, Zatzat Munazat.

SIGIT ZULMUNIR *

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pemprov DKI Jakarta Benahi Infrastruktur dan Operasional Sarana Banjir

29 hari lalu

Warga berjalan melintasi banjir di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Senin 25 Maret 2024. Banjir di permukiman padat penduduk dengan ketinggian air 50-175 cm itu terjadi akibat meluapnya Kali Ciliwung. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Pemprov DKI Jakarta Benahi Infrastruktur dan Operasional Sarana Banjir

Langkah-langkah ini disusun dalam program penanganan banjir yang menjadi bagian dari rencana aksi roadmap untuk penyusunan RPJPD 2025-2045.


Jawab DPRD, Heru Budi Sampaikan Upaya Pemprov DKI atasi Banjir Jakarta

14 September 2023

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono Menghadiri Rapat Paripurna DPRD Provinsi DKI Jakarta Agenda: Penutupan Masa Sidang Kedua dan Pembukaan Masa Sidang Ketiga serta Masa Reses Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2023, Senin, 4 September 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Jawab DPRD, Heru Budi Sampaikan Upaya Pemprov DKI atasi Banjir Jakarta

Pj Gubernur DKI Heru Budi menyampaikan upaya Pemprov DKI mengatasi banjir Jakarta.


Antisipasi Banjir di Musim Hujan, DKI Bakal Revitalisasi Waduk dan Sungai

14 September 2023

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyampaikan pidato tentang Raperda APBD Perubahan 2023 di gedung DPRD DKI, Senin, 11 September 2023. TEMPO/Nur Khasanah
Antisipasi Banjir di Musim Hujan, DKI Bakal Revitalisasi Waduk dan Sungai

Heru Budi menyatakan berkomitmen untuk terus bersinergi dengan pemerintah daerah penyangga dalam upaya penanggulangan banjir Jakarta.


Kominfo Sebut Influencer yang Promosikan Judi Online Bisa Dipidana, Ferdian Paleka jadi Bukti?

29 Juli 2023

Ekspresi Ferdiansyah saat menjawab pertanyaan media di Markas Kepolisian Resort Kota Besar Bandung, Jumat, 8 Mei 2020. Youtuber dengan nama akun Ferdian Paleka ini sempat meninggalkan Kota Bandung dan tidak memenuhi panggilan pemeriksaan oleh polisi sehingga dimasukkan namanya dalam Daftar Pencarian Orang. TEMPO/Prima Mulia
Kominfo Sebut Influencer yang Promosikan Judi Online Bisa Dipidana, Ferdian Paleka jadi Bukti?

Youtuber Ferdian Paleka yang ditangkap Polda Jawa Barat karena promosi judi online jadi bukti pernyataan kominfo.


Respons Heru Budi Soal Politikus PDIP yang Kritik Waduk Brigif Tak Terawat dan Minta Kontraktor Diberi Sanksi Tegas

19 April 2023

Sejumlah ekskavator yang tidak beroperasi di Waduk Brigif di Kelurahan Cimpedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, 31 Oktober 2016. Belum tuntasnya pembayaran pembebasan lahan untuk Waduk Brigif membuat pengerjaannya kini mangkrak, pembuatan waduk itu dibangun untuk daerah tangkapan air di kawasan tersebut. TEMPO/M Iqbal Ichsan
Respons Heru Budi Soal Politikus PDIP yang Kritik Waduk Brigif Tak Terawat dan Minta Kontraktor Diberi Sanksi Tegas

Politikus PDIP kritik Waduk Brigif tak terawat. Heru Budi meresponsnya dengan perintahkan jajarannya angkut sampah dan potong rumput.


Politikus PDIP Kritik Waduk Brigif Tak Terawat, Heru Budi Minta Jajaran Angkut Sampah dan Potong Rumput

18 April 2023

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meninjau dan mengecek ketersediaan stok daging menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 H di Perumda Dharma, Cakung, Jakarta Timur, Selasa, 18 April 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Politikus PDIP Kritik Waduk Brigif Tak Terawat, Heru Budi Minta Jajaran Angkut Sampah dan Potong Rumput

Pj Gubernur DKI Heru Budi merespons kritik politikus PDIP soal Waduk Brigif, Jakarta Selatan yang katanya tak terawat. Ini arahan Heru.


Banjir di Gang Cue Belum Surut 5 Bulan, Camat Bekasi Timur Beberkan Penyebabnya

6 Maret 2023

Genangan air terlihat di Perumahan Duren Jaya, Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 15 April 2020. Intensitas hujan tinggi yang mengguyur Kota Bekasi dan perumahan tersebut posisinya lebih rendah dengan aliran sungai membuat perumahan tersebut tergenang air setinggi 20-30 cm. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Banjir di Gang Cue Belum Surut 5 Bulan, Camat Bekasi Timur Beberkan Penyebabnya

Camat Bekasi Timur membeberkan penyebab banjir di Gang Cue yang belum surut lima bulan lamanya. Banjir di wilayah itu terjadi sejak Oktober 2022.


Sekda DKI Jakarta Mengeklaim Program Penanganan Banjir Sukses

2 Maret 2023

Warga berjalan melewati banjir di kawasan pemukiman penduduk, Kebon Pala, Jakarta, Senin, 27 Februari 2023. Intensitas hujan tinggi di wilayah DKI Jakarta dan luapan Kali Ciliwung mengakibatkan sejumlah permukiman warga terendam banjir diantaranya Kelurahan Tegal Alur, Kelurahan Rawa Buaya dan Kelurahan Kampung Melayu. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Sekda DKI Jakarta Mengeklaim Program Penanganan Banjir Sukses

Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Joko Agus Setyono mengklaim program penanggulangan banjir yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta telah sukses.


Usai Ditegur Jokowi Soal Penanganan Banjir Jakarta, Heru Budi Lanjutkan Bangun Giant Sea Wall

28 Desember 2022

Suasana proyek pembangunan tanggul raksasa pengaman pantai (Giant Sea Wall) di kawasan Muara Baru Jakarta, 28 Desember 2017. Pembangunan tanggul laut ini untuk mengatasi banjir pasang air laut (rob) dan abrasi di kawasan pesisir Ibu Kota. Tempo/Fakhri Hermansyah
Usai Ditegur Jokowi Soal Penanganan Banjir Jakarta, Heru Budi Lanjutkan Bangun Giant Sea Wall

Heru Budi memastikan pembangunan Giant Sea Wall tetap berlanjut karena itu merupakan proyek jangka panjang penanggulangan banjir Jakarta.


DPRD Minta Alokasi Dana Hibah untuk Bekasi karena Terdampak Banjir Jakarta

16 November 2022

Sejumlah kendaraan melintasi banjir yang menggenangi akses jalan menuju gerbang tol Jakarta-Cikampek,  di Jatibening, Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 19 Februari 2021.. Menurut warga akses jalan menuju pintu tol di daerah tersebut banjir pada pukul 05.30 WIB. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
DPRD Minta Alokasi Dana Hibah untuk Bekasi karena Terdampak Banjir Jakarta

Bekasi sudah lama mengajukan permohonan dana hibah untuk penanganan banjir, karena terkena dampak limpahan Jakarta.