TEMPO.CO, Palangkaraya - Sebanyak 47 titik api masih ditemukan di Provinsi Kalimantan Tengah. Titik api itu tersebar di enam kabupaten. Hal itu diketahui berdasarkan pantauan Satelit Terra Aqua oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandara Haji Asan Sampit, Kamis, 6 Oktober 2016.
Sesuai dengan rilis BMKG H. Asan Sampit, hasil pantauan Satelit Terra Aqua itu memiliki tingkat kepercayaan di atas 50 persen. Sebanyak 26 titik api terdapat di Kabupaten Katingan, Gunung Mas (6), Kapuas (1), Kotawaringin Timur (5), Murung Raya (7), dan Kabupaten Seruyan (2).
Titik api masih ditemukan meski di beberapa wilayah di Provinsi Kalimantan Tengah sudah memasuki musim hujan. Selain itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sudah merencanakan mencabut status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan pada Sabtu, 8 Oktober 2016. Semua helikopter yang digunakan untuk membantu pemadaman akan dikembalikan.
Rencana mencabut status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan juga dibenarkan Komandan Satuan Tugas Penanganan Kebakaran Lahan dan Hutan Kolonel Arh. Purwo Sudaryanto, Rabu, 5 Oktober 2016.
Menurut dia, rencana pencabutan status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan karena saat ini Provinsi Kalimantan Tengah sudah memasuki musim hujan. “Saat ini sudah memasuki musim hujan sehingga diputuskan mencabut status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan,” kata Purwo, yang juga menjabat Komandan Korem 102 Panju Panjung Palangkaraya itu.
Empat unit helikopter untuk kegiatan waterbombing yang masih berada di Kalimantan Tengah, kata Purwo, akan segera dikembalikan setelah surat pencabutan status itu dikeluarkan.
Dia menjelaskan, dua kabupaten yang paling sering mengalami kebakaran lahan dan hutan adalah Kotawaringin Barat dan Katingan.
KARANA WW