TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memberi sinyal positif terkait upaya penyelamatan sisa dua warga negara Indonesia yang disandera Abu Sayyaf. Dua WNI tersebut merupakan sisa awak kapal Charles 001 yang diculik di Perairan Sulu, Filipina Selatan pada Juni 2016.
“Untuk dua orang ini, saya minta doa semoga minggu ini ada berita gembira,” kata Gatot di kantornya, Jalan Medan Merdeka, Jakarta, Selasa, 4 Oktober 2016.
Dia mengatakan negosiasi pembebasan dua sandera itu berjalan cukup alot tapi lancar. Dua WNI yang belum bebas diketahui bernama Robin Peter dan M. Nasir.
“Semua berupaya lewat diplomasi total, doakan saja. Siapa tahu besok atau lusa (pembebasan WNI) menjadi hadiah (ulang tahun) TNI,” ucap Gatot.
Baca: Minum Zamzam Dimas Kanjeng, Jari Kasiyanto Hitam, Diracun?
Pemerintah baru membebaskan tiga awak kapal Charles dari tangan Abu Sayyaf. Dari total tujuh orang, awak kapal Charles yang bebas dari penyanderaan bertambah menjadi lima seusai dua orang berhasil melarikan diri pada 17 Agustus lalu.
Ketiganya dibebaskan pada Sabtu lalu dan sempat menjalani tes kesehatan di Sulu sebelum diserahkan kepada pemerintah Indonesia yang diwakili Kedutaan Besar RI di Manila.
Simak: Terseret Dugaan Korupsi E-KTP, Ini Reaksi Setya Novanto
Tak hanya awak kapal Charles, pemerintah pun baru membebaskan empat WNI lain yang menjadi korban Abu Sayyaf di perairan Malaysia. Keempatnya terdiri atas tiga nelayan asal Nusa Tenggara Timur yang bekerja di kapal berbendera Malaysia, yaitu Emanuel, 40 tahun, Lorence Koten (34), dan Theodorus Kopong (42). Sementara seorang lagi adalah Herman Manggak, nelayan asal Sulawesi Selatan yang juga diculik di perairan Sabah tapi di waktu yang berbeda.
YOHANES PASKALIS