TEMPO.CO, Jakarta - Nama Ketua Umum Golkar Setya Novanto terseret dalam kasus korupsi proyek kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). Menurut bekas Bendahara Umum Partai Demokrat M. Nazaruddin, Setya mendapat komisi dari proyek bernilai Rp 5,8 triliun tersebut.
Senin, 3 Oktober 2016, Tempo berusaha mewawancarai Setya di kantor Dewan Pengurus Pusat Golkar di Slipi, Jakarta. Namun dia sibuk menerima banyak tamu. Selepas dari kantor DPP Golkar, Setya memiliki agenda rapat dengan pengurus Golkar di Patio Trattoria & Pizzeria di kawasan Jakarta Selatan sehingga tak bisa diwawancarai.
Melalui sambungan telepon, Setya akhirnya menjawab pertanyaan wartawan Tempo Angga Sukma Wijaya menyangkut kasus e-KTP. Berikut ini petikannya.
KPK kembali mengembangkan kasus dugaan korupsi e-KTP. Bagaimana pendapat Anda?
Silakan saja. Alhamdulillah, saya tidak pernah ikut campur.
Bagaimana dengan tudingan bahwa Anda terlibat kasus ini, yaitu mengamankan anggaran di DPR dan mengatur tender lewat Andi Agustinus?
Tidak pernah. Saya tidak pernah merasa ada urusan dengan (proyek) e-KTP.
Nazaruddin menyebutkan Anda kebagian fee hingga ratusan miliar rupiah. Benarkah tudingan itu?
Silakan tanya Nazaruddin. Malah katanya yang kemarin video di televisi itu video lama. Nazaruddin katanya tak pernah ngomong begitu kemarin. Saya tidak pernah berbuat itu. Transaksi enggak ada. Gimana? Jadi saya tidak tahu. Kalau betul dia (Nazaruddin) bicara itu, saya akan laporkan ke polisi.
Banyak politikus yang menyebut e-KTP proyek jatah Golkar...
Tidak ada itu.
Anda kenal Andi Agustinus, Asmin Aulia, dan Paulus Tanos?
Saya tidak pernah berhubungan dengan mereka, apalagi terkait dengan e-KTP.
Apa hubungan Anda dengan PT Quadra Solution, salah satu peserta konsorsium dalam tender ini? Itu perusahaan Anda?
Bukan (perusahaan saya), kenal juga enggak.
Baca juga:
Nikahan Asty Ananta Ditentang, Beda Agama atau Membangkang?
Ahok Kalah, MA Kabulkan Kasasi Pedagang Thamrin City
Saat Dimas Kanjeng Perdaya 'Wali Kota Surabaya' Rp 300 Juta