TEMPO.CO, Surabaya - Kepolisian Daerah Jawa Timur kembali menerima sebuah laporan dari korban kasus penipuan berkedok penggandaan uang Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Senin, 3 Oktober 2016. Dengan begitu, sampai saat ini jumlah korban penipuan Dimas Kanjeng yang melapor ke Polda Jawa Timur bertambah menjadi empat orang.
Korban penipuan terakhir yang melapor itu adalah Wisnu Sunarsono, adik korban yang sudah meninggal, Kasianto, warga Tambak Asri, Krembangan, Surabaya. Sebelumnya, pada Ahad, 2 Oktober 2016, Wisnu melapor ke Kepolisian Resor Tanjung Perak, Surabaya. Namun oleh Polres Tanjung Perak dilimpahkan ke Polda Jawa Timur.
Baca juga:
Polisi Akan Sita Aset Dimas Kanjeng Taat Pribadi
Lokasi Duit Dimas Kanjeng Masih Misteri, Siapa Abah Dofir?
Wisnu menjelaskan, kakaknya menjadi pengikut Dimas Kanjeng sejak 2012. Selama itu sang kakak, yang meninggal pada Maret 2015, telah menyetor uang sebesar Rp 300 juta. "Uang itu kemudian ditukar Dimas Kanjeng dengan barang-barang ini," katanya sembari menunjuk sebuah kotak kayu dan tongkat emas palsu.
Polda Jawa Timur telah menerima tiga laporan korban penipuan Dimas Kanjeng. Sebelum Wisnu, pada Jumat lalu, Polda Jawa Timur menerima laporan dari Muhammad Najmul, anak bungsu korban penipuan asal Makassar, Najmiah. Najmul mengaku ibunya tertipu lebih dari Rp 200 miliar.
Sama seperti Wisnu, Najmul membawa barang bukti. Di antaranya satu koper berisi emas batangan palsu dan uang kertas berbagai mata uang asing palsu. Barang-barang itu sebelumnya dijanjikan Dimas Kanjeng akan berubah menjadi emas dan uang asli beberapa bulan setelah menyetor uang kepadanya.
Baca juga:
Ismail Diduga Dibunuh Karena Buka Rahasia Dimas Kanjeng Ini
Terungkap, 2 Wanita Ini Diduga Simpan Rahasia Dimas Kanjeng
Selanjutnya laporan dari Prayitno Supriadi, warga Jembar, dan Rahmad Suko Ariwibowo, warga Bondowonso. Keduanya telah tertipu Dimas Kanjeng senilai Rp 900 juta dan Rp 1,5 miliar. Dari Prayitno, polisi menerima barang bukti berupa kuitansi; pulpen laduni, yang diklaim bisa menguasai tujuh bahasa; dapur ATM, yang bisa mengeluarkan uang setiap hari; serta kantong yang berisi perhiasan palsu.
NUR HADI