TEMPO.CO, Semarang - Hampir sepuluh tahun ini nelayan di Kota Semarang beralih menjadi jasa mengantar pemancing ke tengah laut. Aktivitas itu dilakukan karena hasilnya lebih menguntungkan dibanding memburu ikan langsung ke tengah laut.
“Ini sudah terjadi sejak sepuluh tahun lalu, meski saya sendiri baru melakukan sekitar empat tahun terakhir,” kata Remi, Sekretaris Paguyuban Nelayan Mitra Mandiri, Kampung Marina, Kota Semarang, Minggu, 2 Oktober 2016.
Sekali melaut, mereka mendapat uang sewa perahu sebesar Rp 500 ribu-1,5 juta. “Tergantung jarak dan kedalaman. Kalau di pinggiran, Rp 500 ribu. Jika hingga ke tengah dengan kedalaman 30-45 meter, biaya sewanya Rp 1-1,5 juta,” ucap Remi.
Beralih menjadi pengantar pemancing itu dinilai lebih hemat biaya karena tak harus bermodal bekal makanan dan alat tangkap yang harganya mahal. Remi dan sejumlah nelayan di Kampung Marina, Kecamatan Semarang Utara, minimal mampu mengantar pemancing tiga kali setiap pekan.
Mereka biasanya hanya mengangkut enam pemancing dengan perahu sopek sepanjang 6 meter dan lebar 2,9 meter. Selain mudah, pelayanan mengantar pemancing ini nyaris tak ada hambatan, karena jika ombak besar hanya dilakukan di pinggiran.
Menurut Remi, saat ini animo pemancing di laut sangat tinggi. Meski telah memasuki musim hujan, kondisi air laut masih baik. Peralihan menangkap ikan menjadi pengantar pemancing yang dilakukan kelompok nelayan Mitra Mandiri itu dilakukan saat mereka mulai meninggalkan alat tangkap pukat dan menjadi pemancing di pesisir.
“Di sela libur tak mengantar, kami bertanggung jawab menjaga ekosistem pantai dan menjaga karang buatan yang disemai sepuluh tahun lalu,” katanya.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Maritim Semarang Retno Widyaningsih menyatakan, meski musim hujan, saat ini kondisi Laut Jawa di pantai Semarang dan sekitarnya masih cenderung aman.
Hasil pantauannya untuk 12 jam ke depan mulai Minggu, 2 Oktober 2016, tak ada gangguan cuaca yang berarti. “Masih normal. Kondisi cuaca baik dan gelombang 0,5 meter,” ujar Retno.
Meski begitu, ia mengingatkan, di luar 12 jam itu, kondisi cuaca bisa berubah setiap saat, apa lagi saat ini sedang peralihan musim ke musim hujan yang aktivitasnya bisa meningkat setiap saat. “Kadang hujan lebat, seperti yang terjadi beberapa hari sebelumnya. Namun, secara umum, masih aman,” ucap Retno.
EDI FAISOL