TEMPO.CO, Brebes - Ratusan bocah mengenakan baju serba putih berjalan kaki keliling kampung, sambil memegang obor dari bambu. Kalimat Solawat Nabi tak henti-hentinya mereka kumandangkan di sepanjang jalan. Musik rebana mengalun keras mengiringi lantunan solawat. Ini adalah suasana peringatan tahun baru Islam 1 Muharram 1438 Hijriyah yang digelar para pemuda di Desa Linggapura, Kecamatan Tonjong, Brebes, Jawa Tengah Sabtu malam, 1 Oktober 2016.
Acara peringatan yang dengan konsep pawai obor ini dipelopori oleh Remaja Islam Masjid Jami Fadlulloh (RISMA) Linggapura. Kendati baru pertama kali digelar, kegiatan ini sudah menyedot perhatian ribuan warga. Tak hanya anak-anak, orang tua yang sebagian besar merupakan ibu-ibu ini pun ikut berjalan keliling kampung.
Menurut Ketua Panitia, Zalfi Alaidi, peringatan 1 Muharram saat ini sudah jarang digelar oleh masyarakat. Para pemuda setempat, kata dia, ingin mengembalikan semangat tahun baru hijriyah ini kepada masyarakat khususnya umat Islam, agar tidak kalah dengan peringatan tahun baru masehi. “Selama ini tahun baru masehi selalu lebih ramai,” kata dia.
Obor yang menjadi perangkat utama dalam pawai ini, menjadi simbol semangat untuk menyongsong tahun baru sebagaimana api yang menyala-nyala. “Kita semua berharap tahun baru 1438 hijriyah ini akan lebih baik dibanding tahun sebelumnya,” ujar dia.
Menurut dia, peringatan tahun baru seperti ini sudah sangat jarang digelar. Di Desa Linggapura, kata dia, pada dekade 1990-an acara serupa pernah digelar. Bahkan lebih meriah, karena kegiatan bukan hanya pawai tapi juga sunatan masal dan pengajian akbar. Pihaknya berencana, peringatan tahun baru seperti ini akan secara rutin digelar setiap tahun. “Tentunya dengan konsep acara yang lebih meriah.”
Upaya menyambut tahun baru islam dengan cara pawai obor juga dilakukan di Pusat Kota Brebes, Sabtu malam. ribuan orang dengan beragam usia dilibatkan dalam kegiatan ini. Mereka berjalan kaki sekitar 2 kilometer dari Gedung Islamic Centre Brebes hingga Alun-alun Brebes.
Para peserta yang memegang obor memamerkan kepiawaiannya dalam memainkan tongkat api. Beberapa pemegang obor juga terlihat menyemburkan minyak tanah ke arah api, sehingga tampak api keluar dari mulut mereka.
Menurut Ketua Panitia, Wahib Isma, kegiatan ini sebagai salah satu cara untuk menyambung persaudaraan antar umat islam. Pawai malam itu juga menampilkan obor, marching band, hadroh, rebana dan kreatifitas dari masyarakat.
MUHAMMAD IRSYAM FAIZ