Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Kemiripan Dimas Kanjeng Taat Pribadi dan Gatot Brajamusti  

Editor

Grace gandhi

image-gnews
Gatot Brdjamusti (kiri) - Dimas Kanjeng. dok.TEMPO
Gatot Brdjamusti (kiri) - Dimas Kanjeng. dok.TEMPO
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penangkapan yang dilakukan polisi terhadap pimpinan Padepokan Dimas Kanjeng, Taat Pribadi, di Kabupaten Probolinggo pada Kamis, 22 September 2016, mengingatkan kita pada penangkapan Gatot Brajamusti di Mataram, Lombok, pada 28 Agustus 2016.

Keduanya diduga melakukan tindak pidana kriminal. Taat diduga terlibat dalam tindak pidana pembunuhan dan penipuan penggandaan uang. Sedangkan Gatot tertangkap tangan karena memiliki narkoba dan terakhir, diduga melakukan pemerkosaan anak di bawah umur.

Ada persamaan-persamaan lainnya antara Taat dan Gatot, yaitu:

1. Padepokan
Baik Taat dan Gatot atau pengikut-pengikutnya menggunakan kedok agama untuk menjalankan kegiatan kriminal mereka. Taat menjadi pimpinan Padepokan Dimas Kanjeng di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, dan Aa Gatot menjadi bos di Padepokan Baramusti di Jalan Cikiray, RT 04 RW 07 Kampung Rambay, Desa Sukamanah, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Baca juga: Heboh Gatot dan Dimas Kanjeng, Ternyata Ini Biangnya

2. Sakti
Taat dan Gatot atau para pengikutnya mengaku keduanya memiliki ilmu sakti mandraguna, Taat untuk melakukan penipuan penggandaan uang dan Gatot barangkali untuk memikat wanita-wanita yang diinginkannya. Bahkan keduanya mengaku berkawan akrab dengan jin. Gatot misalnya, mengaku ia kadang-kadang adalah jin atau uncle.

3. Pengikut
Taat dan Gatot sama-sama memiliki pengikut atau murid yang fanatik dan yang menakjubkan, di antara pengikut-pengikutnya itu adalah orang-orang yang terkenal, tokoh masyarakat.

Simak: Inilah 5 Saksi Kunci yang Lihat Pesta Seks Gatot Brajamusti

Pada kasus Taat, ada Marwah Daud Ibrahim yang merupakan doktor lulusan Amerika Serikat, mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat, serta pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Islam dan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia.

Pada kasus Gatot, sebut saja ada artis Elma Theana dan penyanyi Reza Artamevia.

4. Istri
Baik Taat maupun Gatot diketahui memiliki lebih dari satu istri. Bahkan khusus Aa Gatot, padepokannya lebih banyak dihuni para wanita.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

5. Modus
Keduanya menggunakan modus tepa-tepu yang membuat sebagian orang terjerat. Taat, yang mengaku memiliki ilmu untuk menggandakan uang, menggunakan sistem multilevel marketing (MLM) dalam praktek penipuannya. Perekrutan dengan sistem gaet-menggaet orang itu mengenakan tiap orang harus menyetor Rp 25 juta.

Sedangkan Gatot menggunakan narkoba, yang disebutkan sebagai makanan jin atau aspat, untuk memikat hati dan mengikat para pengikutnya.

Akademikus dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra, menilai maraknya kasus dugaan penipuan dan pelecehan berkedok agama, seperti yang dilakukan Gatot Brajamusti dan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, merupakan sebuah gejala kultus.

Simak: Marwah Daud Ibrahim Bandingkan Dimas Kanjeng dengan Habibie

"Ini disebut sebagai kultus yang dipimpin con man (penipu), orang yang menyalahgunakan kepercayaan orang lain kepadanya," kata Azyumardi kepada Tempo, Kamis, 29 September 2016.

Azyumardi menjelaskan, pengkultusan masih terjadi di masyarakat karena terjadi krisis karakter. Banyak yang menempuh jalan instan dalam menyelesaikan masalah, seperti utang-piutang, ambisi politik, dan jabatan.

Azyumardi mengatakan muncul penipu atau con man dengan menciptakan kultus untuk membangun karisma melalui penampilan, kepintaran berbicara, dan retorika menggunakan argumentasi agama.

"Membuat orang-orang tersebut percaya atau taklid buta sehingga merasa yakin dengan hal-hal yang too good to be true, seperti menggandakan uang," ujarnya.

GRACE S. GANDHI
(Sumber: Tempo, PDAT, Antara, dan sumber lainnya)

Terpopuler:
Heboh Gatot dan Dimas Kanjeng, Ternyata Ini Biangnya
Dituding Bikin Pecah Demokrat, Ahok: Kamu Pusing Amat
Rayuan Bos Polisi ke Jessica Wongso: Kamu Tipe Saya Banget
Ternyata Ini Alasan Mario Teguh Dilarang Bicara di Media
Diminta Ibas Mundur, Ruhut: Demokrat Partai Terakhirku 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Amnesty International Soroti Respons Delegasi Indonesia Kerdilkan Fakta dan Kondisi HAM di Sidang PBB

9 jam lalu

Aktivis Amnesty International Indonesia membawa petisi tentang penghormatan dan perlindungan HAM di Media Center KPU, Jakarta, Rabu, 6 Desember 2023. Amnesty International mengusulkan tiga topik penting kasus hak asasi manusia (HAM) kepada Komisi Pemilihan Umum dan mendesak untuk dibawa dalam debat capres dan cawapres. TEMPO/M Taufan Rengganis
Amnesty International Soroti Respons Delegasi Indonesia Kerdilkan Fakta dan Kondisi HAM di Sidang PBB

Amnesty International Indonesia mencatat, dari Januari 2018-Mei 2023, tercatat sekitar 65 kasus pembunuhan di luar hukum dengan 106 korban.


Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

3 hari lalu

Suciwati, istri Munir Said Thalib, saat ditemui usai diperiksa di kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024. Tempo/M. Faiz Zaki
Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

Suciwati, istri dari Munir berharap pengungkapan kasus pembunuhan terhadap suaminya segera tuntas.


Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

3 hari lalu

Polisi mengungkap motif wanita bernama Siti Nurul Fazila, 26 tahun, tega membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun.
Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

Berdasarkan keterangan suami, Siti si ibu bunuh anak berperilaku aneh 2 bulan terakhir, kerap mengaku nabi dan menganggap anaknya sebagai dajjal.


Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

3 hari lalu

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti saat pembacaan 'Maklumat Trisakti Lawan Tirani' di Tugu Reformasi 12 Mei, Jakarta, Jumat, 9 Febuari 2024. Para civitas academica yang terdiri dari guru besar, pengajar, mahasiswa, karyawan dan alumni Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia, kekhawatiran atas matinya Reformasi dan lahirnya tirani sepakat mengeluarkan maklumat. TEMPO/Joseph.
Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.


Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

4 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

Berdasarkan keterangan suami, Siti mengaku sudah kerap mendengar bisikan gaib selama dua bulan terakhir. Berujung membunuh anaknya sendiri.


Ibu Bunuh Anak di Bekasi Punya Perilaku Melukai Diri Sendiri

4 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Ibu Bunuh Anak di Bekasi Punya Perilaku Melukai Diri Sendiri

Siti Nurul Fazila, 26 tahun, ibu yang membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun, sempat membenturkan kepalanya saat berada di dalam sel tahanan.


Psikolog Forensik Sebut Istilah Bunuh Diri Sekeluarga di Kasus Penjaringan tidak Tepat

7 hari lalu

Garis polisi terpasang di lokasi kejadian bunuh diri di Apartemen Teluk Intan Penjaringan Jakarta Utara pada Sabtu, 9 Maret 2024. ANTARA/Mario Sofia Nasution
Psikolog Forensik Sebut Istilah Bunuh Diri Sekeluarga di Kasus Penjaringan tidak Tepat

Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri, menilai kasus satu keluarga lompat dari apartemen bisa disebut pembunuhan pada anak, bukan bunuh diri


Satu Keluarga Jatuh dari Apartemen, Psikolog Forensik: Kedua Anak Bisa Disebut Korban Pembunuhan

7 hari lalu

Garis polisi terpasang di lokasi kejadian bunuh diri di Apartemen Teluk Intan Penjaringan Jakarta Utara pada Sabtu, 9 Maret 2024. ANTARA/Mario Sofia Nasution
Satu Keluarga Jatuh dari Apartemen, Psikolog Forensik: Kedua Anak Bisa Disebut Korban Pembunuhan

Reza mengatakan, anak-anak dalam peristiwa satu keluarga tewas jatuh dari apartemen ini harus tetap diposisikan sebagai orang yang tidak setuju.


Sidang Pembunuhan Karyawan MRT: Korban Dibius di Kalibata, Dibunuh di Tebet, Dibuang di BKT

8 hari lalu

3 Pelaku pembunuhan berencana terhadap karyawan PT MRT (Perseroda) Disa Dwi Yarto yang sudah ditangkap Polda Metro Jaya, Jumat, 17 November 2023. Tempo/M. Faiz Zaki
Sidang Pembunuhan Karyawan MRT: Korban Dibius di Kalibata, Dibunuh di Tebet, Dibuang di BKT

Pelaku pembunuhan karyawan MRT Disa Dwi Yarto sempat membius korban, tetapi tidak berhasil


Polisi Tetap Proses Hukum Ibu Bunuh Anak di Bekasi Meski Pelaku Terindikasi Skizofrenia

8 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Polisi Tetap Proses Hukum Ibu Bunuh Anak di Bekasi Meski Pelaku Terindikasi Skizofrenia

Polisi pastikan proses hukum kasus ibu bunuh anak di Bekasi tetap dilanjutkan, meski pelaku terindikasi mengidap penyakit jiwa skizofrenia.