TEMPO.CO, Yogyakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan anggota Tentara Nasional Indonesia harus bersikap netral dalam pemilihan kepala daerah yang sudah memasuki tahap pendaftaran calon.
Dalam kunjungan ziarahnya ke Taman Makam Pahlawan Kusumanegara di Yogyakarta, Rabu, 28 September 2016, Gatot meminta masyarakat untuk ikut serta mengawasi. Jika ada anggota TNI yang bersikap tidak netral, masyarakat bisa langsung melaporkan. “Saya minta bantuan masyarakat untuk ikut mengawasi kinerja TNI, bila ada yang melanggar laporkan segera,” kata Gatot.
Gatot mengatakan setiap anggota TNI bisa mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah tapi dengan syarat harus membuat surat pengunduran diri pada saat diterima oleh KPU. Jika dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah menerima pencalonan anggota TNI secara resmi, maka secara resmi pula dia mengundurkan diri dari TNI, “Apabila kalah ataupun menang, dia tidak bisa kembali lagi kepada TNI,” ucapnya.
Gatot mengatakan pihaknya akan menjamin keamanan jalannya pilkada. Gatot berpesan agar setiap warga negara memilih pemimpin daerah sesuai dengan hati nurani, “Pengamanan pilkada seretak, TNI dibawah kendali kepolisian Republik Indonesia,” katanya.
Gatot meminta masyarakat untuk bisa menciptakan iklim demokrasi yang baik. Pilkada, kata dia, merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk menjukkan sebagai negara demokrasi yang besar. “Ini adalah pesta rakyat. Kita simak saja visi misi dari masing-masing calon kepala daerah,” katanya.
Dalam kunjungannya ini, ikut tiga kepala staf angkatan, Panglima Kodam Diponegoro, Kopassus. Mereka melakukan upacara tabur bunga di makam Jenderal Sudirman, Kusumanegara, Yogyakarta.
Ini merupakan ziarah ke empat setelah sebelumnya dilakukan kunjungan ke makam para mantan presiden, seperti Soekarno di Blitar, makam Kyai Haji Abdurrahman Wahid di Jombang, serta makam Soeharto di Solo. Kunjungan tersebut merupakan serangkaian acara peringatan hari ulang tahun TNI yang ke 71.
Sudirman merupakan panglima pertama angkatan perang Republik Indonesia yang masih sangat muda. Walaupun dengan satu paru-paru, tetap melakukan perang gerilya. TNI diharapkan setiap anggotanya dalam menjalankan tugasnya senantiasa mencontoh apa yang telah di lakukan Jenderal Sudirman.
Gatot juga menghimbau agar dalam melakukan suatu tugas TNI bisa kembali kepada rakyat. Menurutnya, TNI akan kuat jika bersatu dengan rakyat, ”Pak Dirman sangat dekat dengan rakyatnya, dimana dalam setiap perjuangan pasti disambut oleh rakyatnya.” Tambah Gatot.
Kunjungan yang sama akan dilakukan oleh TNI dalam setiap tahunnya. Mengambil perkataan Bung Karno, Gatot mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Jasa-jasa para pahlawan tidak boleh dilupakan. Banyak kejadian-kejadian yang dapat dicontoh oleh generasi bangsa, baik kepahlawanan maupun kepemimpinan.