TEMPO.CO, Probolinggo - Selain menggunakan kotak ajaib, dugaan penipuan dengan modus penggandaan uang oleh Taat Pribadi, pemimpin Pedepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, juga menggunakan koper ajaib.
“Masyarakat yang percaya uangnya akan berlipat ganda disuruh menyetor uang dan menemui Dimas Kanjeng di pedepokan,” kata salah satu korban Taat yang tinggal di Kabupaten Sidoarjo, Rabu, 28 September 2016.
Simak juga: Pengikut Dimas Kanjeng Bukan Santri, Ini Penjelasan MUI
Uang yang disyaratkan pun disetor. “Korban diberi koper besar yang dipercaya akan berisi uang asli,” ucapnya. Setelah itu, koper boleh dibawa pulang. “Namun syaratnya, koper baru boleh dibuka setelah tiba di rumah korban.”
Karena penasaran, korban membuka koper sebelum tiba di rumah. Ternyata koper itu tak berisi uang asli. Korban pun mengembalikannya dan memprotes Taat. Tapi Taat berdalih, karena korban tak menuruti perintahnya, uang asli yang dijanjikan berlipat ganda tak terwujud.
Taat diketahui menggunakan kotak ajaib yang diberikan kepada para pengikutnya melalui kordinator pengepul uang yang disetor para pengikutnya. Dengan bacaan zikir dan salawat tertentu, uang akan muncul secara gaib di dalam kotak ajaib itu. Tapi belum ada yang terbukti.
Baca: Dimas Kanjeng Taat Pribadi Siap Kembalikan Uang Santrinya
Pria 46 tahun itu ditangkap Kepolisian Daerah Jawa Timur dan Kepolisian Resor Probolinggo dalam penggerebekan besar-besaran pada 22 September 2016. Taat disangka menjadi otak pembunuhan dua pengikutnya yang diduga berkhianat, yakni Ismail dan Abdul Gani. Mayat Ismail ditemukan di Probolinggo pada Februari 2016, sementara jasad Abdul Gani ditemukan di Wonogiri, Jawa Tengah, April 2016.
Selain Taat, sembilan orang lain ditetapkan sebagai tersangka, baik eksekutor maupun orang yang membantu proses pembunuhan berencana itu. Polisi masih mengejar beberapa orang lain yang terlibat dalam pembunuhan itu.
Simak: Begini Cara Dimas Kanjeng Taat Pribadi 'Menggandakan' Uang
Adapun Pedepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi berdiri sejak 2005 di Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo.
Selain melakukan aktivitas peribadatan sehari-hari, pedepokan ini melakukan ritual dengan zikir dan salawat untuk menggandakan uang. Pengikutnya ribuan yang tersebar di seluruh Indonesia. Kini masih ada ratusan pengikutnya yang bertahan di pedepokan dan ribuan lain yang tinggal di rumah penduduk meski pemimpin mereka sudah ditangkap polisi. Mereka masih percaya kemampuan Taat dalam melipatgandakan uang.
ISHOMUDDIN