TEMPO.CO, Padang - Gempa berkekuatan 4 skala Richter menggetarkan Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Selasa, 27 September 2016, pukul 12.38 WIB. Gempa ini terjadi di segmen Sianok, patahan Sumatera.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Padang Panjang merilis gempa terjadi di koordinat 0.24 Lintang Selatan (LS) dan 100.41 Bujur Timur (BT). Lokasi tepatnya, di tujuh kilometer timur laut Bukittinggi.
"Kedalamannya sepuluh kilometer. Ini gempa darat," ujar Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Padang Panjang Rahmat Triyono, Selasa, 27 September 2016.
Kata dia, gempa dirasakan di Kota Bukittinggi dengan Kota Padang Panjang. Skala intensitas gempa yang dirasakan mencapai II MMI.
Sekitar tujuh menit kemudian, gempa kembali mengguncang Kota Bukittinggi dengan 3 skala Richter. Gempa terjadi di 0.35 Lintang Selatan dan 100.29 Bujur Timur (BT), tepatnya sebelas kilometer barat daya Bukittinggi.
"Benar. Ada gempa susulan, dengan 3 SR," ujarnya.
Salah seorang warga Kota Bukittinggi, Yuneli, mengaku getaran gempa terasa kuat. Gempa yang berlangsung sekitar 30 detik itu membuat sejumlah warga panik.
"Pihak rumah sakit sempat mengevakuasi pasien pada titik kumpul yang telah disediakan," ujarnya saat dihubungi, Selasa, 27 September.
Petugas on duty BMKG Padang Panjang, Billy, mengatakan sumber gempa tersebut berada di kedalaman episentrum yang dangkal. Ini merupakan ciri aktivitas sesar Sumatera.
"Khususnya segmen Sianok yang memanjang dari sisi timur Danau Singkarak melewati sisi barat daya Gunung Merapi hingga Ngarai Sianok. Panjang segmen ini sekitar 90 kilometer," ujarnya, Selasa, 27 September. Kata dia, segmen Sianok mempunyai kecepatan pergeseran 23 milimeter per tahun dengan tipe pergeseran strike-slip atau mendatar.
BMKG mencatat, pada segmen ini pernah terjadi gempa besar pada 4 Agustus 1926. Gempa itu menghancurkan wilayah antara Bukittinggi dan Danau Singkarak. Pada 6 Maret 2007, juga terjadi dua kali gempa dengan magnitudo 6.4 dan 6.3. Gempa ini juga mengakibatkan kerusakan di Batusangkar, Padang Panjang, dan Solok.
ANDRI EL FARUQI