TEMPO.CO, Jakarta-Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengatakan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak menuntut Anies Baswedan untuk meminta maaf dalam masalah Pemilihan Umum Presiden 2014.
Keputusan PKS dan Gerindra untuk mengusung Anies dan Sandiaga Uno, kata Sohibul, lantaran keduanya dinilai memiliki kapasitas yang mumpuni. "Kami ingin mengembangkan politik adiluhung," kata Sohibul, Senin, 26 September 2016.
Prabowo, menurut Sohibul, menghormati keluarga Anies. Kakek mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu, Abdurrahman Baswedan, merupakan tokoh pejuang kemerdekaan.
Pada masa kampanye Pemilihan Presiden 2014, saat konferensi pers penyampaian program Jokowi-Jusuf Kall di Hotel Holiday Inn, Bandung, 3 Juli 2014, Anies pernah mengatakan bahwa pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa diusung oleh partai politik yang dilakoni para mafia.
Anies, yang saat itu tergabung dalam tim sukses pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, meminta masyarakat memilih kandidat yang bisa menciptakan perubahan.
Baca: Ditanya tentang Dana Kampanye, Ini Jawaban Anies Baswedan
Ihwal politik adiluhung, Sohibul meyakini Anies juga memahami sopan santun dan etika politik. "Tanpa harus diminta, tentunya Anies tahu apa yang mesti dilakukan," kata dia.
Menurut Sohibul, perubahan konstelasi politiklah membuat partainya mempertimbangkan calon-calon lain sebelum memutuskan mengusung Anies. Tak hanya mengajukan Sekretaris Jenderal PKS Mardani Ali Sera sebagai calon wakil Sandiaga, PKS juga sempat memperhitungkan kans politik Sandiaga dengan Yusril Ihza Mahendra.
Simak: Cerita Anies Mengajak Selfie Pasangan Calon
Setelah resmi mengusung Anies-Sandiaga, kata Sohibul, PKS dan Gerindra tak mewajibkan Anies menjadi salah satu anggota partai. Kewajiban masuk partai pengusung, kata dia, hanya berlaku bagi simpatisan yang ingin mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.
LINDA HAIRANI
Baca juga:
Pilkada DKI: Awas, Tiga Jebakan Ini Bisa Kini Ahok Kalah
Anies Bisa Kalahkan Ahok? Ini 5 Hal Mengejutkan di Pilkada DKI