TEMPO.CO, Jakarta - Pulau Timor, Lombok, dan Bali digoyang gempa tektonik pada Jumat-Sabtu, 23-24 September 2016. Bersumber di laut, gempa tidak berpotensi tsunami.
Gempa terjadi di Bali dan Lombok pada Sabtu dinihari, 24 September 2016, pukul 00.15 WIB, Berkekuatan magnitudo 4,2, sumber lindu itu berjarak 30 kilometer ke arah timur Kota Denpasar dengan kedalaman 110 kilometer.
Tingkat guncangan berada di level II skala intensitas gempa verai BMKG atau II-III MMI. "Gempa dirasakan di daerah Negara, Denpasar, Tabanan, Badung, Kuta, Gianyar, Klungkung, Karangasem, dan Lombok," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Sabtu, 24 September 2016.
Menurut laporan, guncangan mengagetkan dan dirasakan cukup kuat oleh banyak orang. Sumber gempa itu terletak di tepi barat daya dari Cekungan Lombok. Pemicu gempa, kata Daryono, adalah aktivitas subduksi lempeng di zona Benioff Bali.
Gempa di Bali Selatan sebelumnya terjadi pada 13 Oktober 2011 berkekuatan magnitudo 6,8 yang berdampak merusak beberapa bangunan dan menimbulkan korban luka sebanyak 45 orang.
Sehari sebelumnya, Jumat, 23 September 2016, pukul 13.30 WIB, wilayah pesisir selatan Pulau Timor diguncang gempa tektonik. Berkekuatan magnitudo 4,7, sumber gempa berada di laut dengan jarak 62 kilometer ke arah timur Soe dengan kedalaman 29 kilometer.
Guncangan terasa pada level II skala intensitas gempa BMKG atau III-IV MMI, yang dirasakan di daerah Bati, Oinlasi, Nikiniki, Kalbano, Nauleoe, Menu, Nunkolo, Betun, Putain, Tolanas, dan Wanibesak. "Gempa ini termasuk dangkal yang diduga terjadi akibat aktivitas subduksi megathrust Timor," kata Daryono.
ANWAR SISWADI