TEMPO.CO, Garut - Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, membagi-bagikan pakaian dalam dan pembalut wanita serta popok bayi. Sumbangan itu dibagikan saat ia menyambangi para korban banjir bandang luapan sungai Cimanuk Kabupaten Garut, di Kecamatan Tarogong Kidul, Kamis, 22 September 2016.
Dedi mengatakan bantuan itu amat dibutuhkan oleh korban banjir. Sebab, berlajar dari pengalaman kejadian korban bencana alam di daerah lain sebelumnya yang paling dibutuhkan perempuan itu pakaian dalam banyak dilupakan oleh para penyumbang. "Ternyata benar, di Garut pun sama. Mereka (kaum perempuan) sangat memerlukan itu (pakaian dalam)," kata Dedi dalam keterangan tertulis.
Dia mengaku memborong sendiri pakaian dalam dan popok bayi tersebut. Anah, seorang ibu beranak dua, mengaku sangat terbantu dengan bantuan pakaian dalam itu. "Sejak kejadian musibah banjir bandang itu, kami tak pernah ganti pakaian dalam," ujarnya.
Selain pakaian dalam perempuan, Dedi juga membawa bantuan berupa sembako, makanan siap saji dan mie instan serta air mineral. "Sembako bisa nanti diatur di posko, makan siang dan makan malam nanti dibelikan Insya Allah cukup," ujar Dedi.
Banjir bandang melanda wilayah Garut pada Senin malam akibat hujan dengan intensitas tinggi di daerah hulu. Banjir bandang terlebih dulu melanda Desa Mulya Sari, Kecamatan Bayongbong dan berlanjut ke Kecamatan Tarongong Kidul, Garut Kota hingga Cibatu. Daerah yang paling parah terlanda banjir bandang adalah Desa Haurpanggung Kelurahan Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul dan Kelurahan Sukamentri dan Kelurahan Paminggit Kecamatan Garut Kota.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan banjir bandang yang terjadi di Garut pada Senin lalu telah menghancurkan sejumlah sekolah. Berdasarkan dalam Data Dinas Pendidikan Kabupaten Garut menyebutkan 11 sekolah dari tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas mengalami kerusakan.
“Kegiatan sekolah pada hari pertama pascabencana libur, sedangkan pada hari kedua dilakukan pemanfaatan gedung secara bersama-sama,” kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 22 September 2016.
Sutopo menuturkan setidaknya ada dua sekolah yang rusak parah,yaitu SDN Sukaratu 1 Banyuresmi dan SMP PGRI. Sementara itu, sekolah lain masih tetap menggunakan bangunan sekolahnya masing-masing. Akibat banjir bandang itu, total kerugian atas kerusakan sekolah diperkirakan mencapai Rp 1,4 miliar. Berikut ini sekolah-sekolah yang terdampak banjir bandang Garut.
NANANG SUTISNA | LARISSA HUDA