TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Direktur Utama Perusahaan Umum Bulog, Wahyu, mengatakan CV Semesta Berjaya adalah perusahaan distributor yang menjadi mitra Bulog sejak Juli 2016. Semesta Berjaya membeli gula impor dari Bulog untuk dijual ke tingkat konsumen.
Nama CV Semesta Berjaya mencuat lantaran Xaveriandy Sutanto, direktur utama perusahaan itu, ditangkap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi pada 17 September 2016.
Menurut Wahyu, sebagai distributor, pembelian gula yang dilakukan CV Semesta tidak perlu lewat tender. "Ini sifatnya penjualan," kata dia di kantornya, Senin, 19 September 2016.
Adapun pengaturan kuota bagi distributor diserahkan pada Bulog Divisi Regional di daerah-daerah, dengan mempertimbangkan jumlah gula yang direncanakan akan didistribusikan dan jumlah distributor--serta kemampuannya--di wilayah itu.
Wahyu menyebut CV Semesta bukan importir gula. Juga, tidak berhubungan dengan kegiatan Bulog mengimpor gula. "Urusannya dengan gula impor, bukan impor gula," kata Wahyu.
Wahyu menjelaskan, saat ini ada 57 penyalur besar Bulog di seluruh Indonesia, termasuk CV Semesta yang menyalurkan gula Bulog di Padang, Sumatera Barat.
Mitra Bulog disebut merupakan perusahaan yang telah memenuhi sejumlah persyaratan seperti kemampuan pendistribusian dan memiliki jaringan luas. Wahyu mengklaim lembaganya telah memverifikasi profil perusahaan yang hendak menjadi mitra, termasuk memeriksa infrastruktur perusahaan tersebut. Setiap mitra juga wajib menaati harga eceran yang ditetapkan Bulog.
Xaveriandy ditangkap lantaran diduga menyuap Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman dan seorang jaksa pada Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat, Farizal. Xaveriandy dan istrinya, Memi, juga Irman dan Farizal, kini berstatus tersangka di KPK.
AMIRULLAH