TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah perusahaan pengembang perangkat lunak (software) di Yogyakarta, Oninyon Software Solution, bekerja sama dengan komunitas pecinta satwa Animal Friends Jogja (AFJ) telah melakukan soft launching aplikasi perangkat bergerak (mobile) berbasis Android dengan nama Adopsi. Aplikasi tersebut untuk memudahkan masyarakat mencari satwa terlantar yang akan diadopsi agar bisa mendapat perawatan lebih baik.
“Ini untuk mensosialisasikan adopsi dan menjembatani pengadopsi mendapatkan data satwa yang akan diadopsi,” kata pemilik sekaligus Project Manager Oninyon Software Solution, Bobby Fernando, saat dihubungi Tempo, Senin, 19 September 2016.
Ide yang dicetuskan Bobby itu berawal dari masih banyaknya satwa peliharaan yang dibiarkan terlantar di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Khususnya anjing dan kucing yang banyak ditemukan tak bertuan di jalanan. Bahkan ada satwa peliharaan yang mengalami tindak kekerasan dari pemiliknya atau dibuang.
“Tapi aplikasi ini masih terbatas untuk diunduh di Indonesia dan masih jelek sekali,” kata Bobby, yang juga relawan AFJ sejak 2011.
Pihak yang memberikan data dan menyediakan satwa yang diadopsi bisa individu maupun lembaga. Namun, Bobby mengaku kebingungan untuk mencantumkan istilah yang tepat bagi pihak yang menerima adopsi atau penyedia satwa itu. Dalam aplikasi Adopsi dicantumkan istilah shelter untuk penyedia satwa dan adopter untuk pihak yang akan mengadopsi.
Baca lainnya: Rupanya Ini yang Membuktikan Mirna Tewas karena Sianida
“Padahal istilah shelter itu merujuk pada tempat penampungan sementara. Nanti mungkin akan kami ganti dengan istilah uploader,” kata Bobby.
Dia juga mengaku kesulitan untuk memastikan foto dan data satwa yang akan diadopsi itu tidak diperjualbelikan uploader. Padahal, prinsip adopsi adalah memelihara satwa agar terpenuhi hak-hak hidupnya, bukan menjadikan satwa sebagai komoditas untuk mendapatkan profit tertentu.
“Langkah awal, kami akan memonitor lewat posting-an dari uploader dan ada tidaknya keluhan dari adopter,” kata Bobby.
Sejak soft launching pada 17 September 2016, telah ada 75 user yang mengunduh aplikasi itu. Rencananya, aplikasi tersebut juga akan dikerjasamakan dengan lembaga penangkaran satwa liar dan dilindungi untuk membantu proses rehabilitasi satwa-satwa tersebut.
Baca juga: KPK Sebut Kasus Irman Gusman Sangat Tercela, Ini Sebabnya
Program Manager AFJ Angelina Pane menambahkan, hingga saat ini ada sekitar 30 anjing dan 90 kucing yang dititipkan di AFJ untuk menunggu diadopsi. Jumlah kucing terlantar yang lebih banyak salah satunya karena pemilik malas membawa kucingnya untuk disterilisasi sehingga banyak beranak pinak. Selain itu, adopter lebih menyukai kucing ras ketimbang kucing kampung.
“Padahal di kawasan Yogyakarta Utara sudah banyak kucing ras yang ditelantarkan. Pemiliknya rata-rata mahasiswa yang indekos,” kata Angelina.
Proses adopsi pun melalui screening yang ketat, seperti identitas adopter, kemampuan adopter untuk memelihara satwa, juga melakukan house visit atau mengunjungi kediaman adopter untuk mengecek lingkungan di sana. Adopter akan menandatangani surat adopsi bermeterai yang bisa menjadi data hukum apabila adopter melakukan pelanggaran. Proses tersebut untuk memastikan adopter benar-benar serius mengadopsi satwa.
Baca: Heboh Bocah Mirip Anak Srigala, Ternyata Ini Penyebabnya
“Jadi proses mengadopsinya ketat, seperti mengadopsi anak manusia. Karena satwa bukan properti, tapi makhluk hidup yang berhak sejahtera,” kata Angelina.
PITO AGUSTIN RUDIANA