TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menanggapi santai sindiran Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri soal mahar politik. Mega menyampaikan itu ketika berpidato di hadapan peserta Sekolah Calon Kepala Daerah di Depok, Selasa, kemarin.
"Ah, Ibu Mega enggak pernah nyindir. Lihat mukanya dong, saya kan sama Ibu Mega cs lagi," kata Ahok, di Balai Kota, Rabu, 7 September 2016.
Ahok memang pernah mengeluhkan soal mahar politik jika dirinya ingin diusung oleh partai. Dalam kesempatan itu, Mega juga menegaskan partainya tidak pernah meminta mahar politik pada calon kepala daerah. Apabila ada punggutan, dia menambahkan, hal itu untuk membiayai 16 ribu saksi saat pemungutan suara.
Baca: Soal Mahar, Megawati Tegur Ahok di Depan Kader PDIP
Pada kesempatan yang sama, Mega bahkan mengungkit saat pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2012 lalu. Ketua Umum PDIP itu mengatakan partainya setengah mati mendukung Ahok sebagai pasangan Joko Widodo.
Soal biaya untuk saksi, Ahok mengamini. "Memang (biaya 16 ribu saksi). Saya kan bilang sama Ibu Mega berkali-kali. Bang Taufik (Kiemas), Ibu Mega, kenal betul sama saya. Dia tahu Ahok enggak ada duit. Saya sih enggak mau jual rumah, jual apa untuk kampanye," ucap Ahok.
Menurut Ahok, saat dirinya dicalonkan menjadi wakil gubernur mendampingi Joko Widodo, banyak orang sempat mempertanyakan sumber dana kampanye keduanya nanti. Ketika itu, sebagian besar kader PDIP lebih memilih untuk mencalonkan Fauzi Bowo kembali.
Baca: Inilah Kritik Pedas Megawati Kepada Ahok
Namun, lanjut Ahok, pada saat itu Megawati bersikukuh mencalonkan Jokowi-Ahok. Bahkan, Mega secara langsung memimpin rapat tim pemenangannya dengan mengumpulkan seluruh anggota Dewan Pimpinan Daerah (DPD), juga kepala daerah yang berada di luar Jakarta. "Ibu Mega perintahkan mereka harus didorong untuk dukung pemenangan," katanya.
Ahok berkelit bahwa dirinya tidak pernah menuding ada permintaan mahar dari PDIP. Ia hanya mengatakan tudingan tersebut berlaku untuk partai lain jika ingin mencalonkan dirinya. "Kalau Ibu (Mega) yang calonkan, saya santai aja. Ibu yang pusing kok nyariin duit, partai. Ngapain saya pusing. Uang partai kan enggak ada batasnya," kata dia.
LARISSA HUDA
Baca Juga:
Misteri di Balik Curhat Risma kepada Mega
Risma Mohon kepada Mega agar Tak Dibawa ke Jakarta, Kenapa?