TEMPO.CO, Jakarta - Omah Munir bersama sahabat Munir memperingati 12 tahun kematian pembela hak asasi manusia itu. Munir Said Thalib, pendiri Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan, tewas diracun dalam pesawat dari Indonesia menuju Amsterdam, Belanda, 7 September 2004.
"Malam Menyimak Munir, Pekan Merawat Ingatan" adalah tema yang diangkat penyelenggara tahun ini. Acara tersebut diisi pemutaran film tentang Munir atau soal ketidakadilan.
"Acara puncaknya pada 7 September," kata Ucu Agustin, relawan Omah Munir, di kantor Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Minggu, 4 September 2016.
Enam film diputar secara bergantian selama sepekan, 4-11 September 2016. Film berjudul Bunga Dibakar karya Ratrikala Bhre Aditya dan Garuda's Deadly Upgrade hasil reportase David O'shea, serta Lexy Rambdeta dengan Membuka Malam Menyimak Munir.
Film lain yang bakal diputar adalah Tuti Koto: A Brave Women, yang disutradarai Riri Riza, His Story karya Steve Pillar Setiabudi, Kiri Hijau Kanan Merah garapan Dandhy Dwi Laksono, serta Cerita tentang Cak Munir oleh Hariwi.
Para aktivis juga akan mengadakan Aksi Kamisan di Istana Negara pada 8 September 2016 dengan isu “Tuntaskan Kasus Munir”. Pada 9, 10, dan 11 September, penyelenggaraan Malam Menyimak Munir di Jakarta berpusat di Kinosourus, Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan.
Panitia sengaja memilih 12 kota sebagai tempat pemutaran film karena sesuai dengan usia kepergian Munir. "Tapi informasi dari kawan koordinator daerah, sekarang ada 23 kota yang tergabung," kata Ucu. Kota-kota itu di antaranya Batu, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Bandung, Medan, Banda Aceh, Jayapura, Makassar, Lombok, dan Bali.
"Para partner atau sahabat Munir di daerah dipersilakan memilih film yang mana saja, kapan saja waktunya, tidak ada beban, tidak ada paksaan," ucapnya.
Ucu mengajak para sahabat Munir dan masyarakat merawat ingatan lagi mengenai kasus Munir. "Bahwa kasus Munir belum selesai," tuturnya.
REZKY ALVIONITASARI