Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kelompok Ini Pesimistis Industri Perikanan Sesuai Inpres

Editor

Elik Susanto

image-gnews
Nelayan dari berbagai Daerah di Indonesia yang tergabung dalam Gerakan Nasional Masyarakat Perikanan Indonesia melakukan aksi unjuk rasa di Depan Istana Negara, Jakarta, 6 April 2016. Mereka mendesak agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencopot Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti dari jabatannya. TEMPO/Amston Probel
Nelayan dari berbagai Daerah di Indonesia yang tergabung dalam Gerakan Nasional Masyarakat Perikanan Indonesia melakukan aksi unjuk rasa di Depan Istana Negara, Jakarta, 6 April 2016. Mereka mendesak agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencopot Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti dari jabatannya. TEMPO/Amston Probel
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Perikanan Nusantara pesimistis terhadap komitmen Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Pasalnya, Instruksi Presiden Joko Widodo soal percepatan pembangunan industri perikanan nasional akan dijalankan sengan baik oleh Menteri Susi.

Menurut Ketua Umum Masyarakat Perikanan Nusantara, Ono Surono, Presiden Joko Widodo telah menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional pada 22 Agustus 2016. Dalam peraturan itu, kata dia, Presiden meminta Menteri Kelautan dan Perikanan mengevaluasi peraturan perundang-undangan yang menghambat pengembangan perikanan tangkap, budidaya, pengolahan, serta pemasaran dalam negeri dan ekspor.

Menteri Kelautan dan Perikanan juga diminta untuk menyusun roadmap, bagaimana meningkatkan produksi perikanan tangkap dan budidaya, serta membangun sarana dan prasarana. Berikutnya adalah Menteri Susi diminta menyederhanakan dan mempercepat perizinan.

"Akan tetapi Instruksi Presiden tersebut terindikasi tidak akan dilaksanakan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti," kata Ono Surono melalui siaran persnya yang diterima Tempo, Jumat, 2 September 2016.

Ono mengatakan, kekhawatirannya ini tergambar dari Acara Sosialisasi Inpres dan diskusi yang dilaksanakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada Rabu, 31 Agustus. Pada acara tersebut, ujar Ono, stakeholder hanya diberikan pemaparan tentang keberhasilan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Data-data yang diperlihatkan kepada peserta diskusi cenderung hasil rekayasa. "Sehingga seakan-akan produksi perikanan tangkap dan ekspor menunjukkan kenaikan," ujarnya. Padahal, lanjut Ono, angka yang disajikan adalah angka tahun 2012-2015 yang faktanya terjadi penurunan angka produksi dan ekspor di tahun 2015. Volume ekspor turun 20 persen dan nilainya turun 15 persen.

Ono menjelaskan, pada saat diskusi berlangsung, Menteri Susi lebih melayani perdebatan dengan stakeholder tentang aturan perundang-undangan yang selama ini dianggap bermasalah. Menurut dia, Susi juga menantang stakeholder untuk melakukan gugatan hukum terhadap kebijakan yang diambilnya.

"Menjelang akhir acara, situasi semakin ramai karena banyak stakeholder yang meminta waktu untuk berbicara, tetapi menteri mengakhiri acara tersebut tanpa ada penutupan yang baik," ujar Ono yang juga anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat. "Menteri keluar ruangan begitu saja."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ono mengatakan Menteri Susi seharusnya menyampaikan tentang rencana evaluasi dan langkah lainnya seperti dalam Inpres, lalu mendiskusikannya. Susi, kata dia, juga harus menerima dan menampung pendapat dari stakeholder.

Menteri Susi belum dapat dikonfirmasi penilaian Ketua Umum Masyarakat Perikanan Nusnatara. Namun, sebelumnya, Menteri Susi menjelaskan bahwa potensi ikan di perairan Indonesia mencapai 400 ribu ton. Sayangnya ikan tersebut tak semua dikonsumsi dan diolah masyarakat. "Banyak pencuri," kata Susi di kantornya, Jakarta, Jumat, 26 Agustus 2016.

Dalam enam bulan terakhir, menurut Susi, sebanyak 60 kapal asing ditangkap, lima di antaranya ditangkap di luar Kepulauan Riau. Banyak ikan segar yang diekspor tanpa terdata pemerintah. "Banyak sekali pelabuhan tikus, ekspor ikan mentah fresh banyak tidak tercatat," kata dia.

Susi mengatakan, ikan segar lebih banyak ditangkap di wilayah perbatasan. Di wilayah tersebut, kesempatan untuk menjual ikan ke luar negeri lebih besar. Kondisi ini diperparah oleh masuknya barang selundupan setelah nelayan menjual ikannya. "Rokok, miras, sampai narkoba," kata Susi.

Susi pun menargetkan bisa mendata ikan segar yang diekspor secara ilegal. "Kami berencana melarang pelabuhan tangkahan untuk ekspor langsung," kata Menteri Susi.

REZKI ALVIONITASARI | VINDRY FLORENTIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

17 jam lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.


Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

10 hari lalu

Ilustrasi mahasiswa. Freepik.com
Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

11 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

23 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama jajarannya bersiap memulai konferensi pers APBN Kita edisi Maret 2024 di Jakarta, Senin 25 Maret 2024. Sri Mulyani mengatakan, realisasi anggaran Pemilu 2024 hingga 29 Februari 2024 sebesar Rp 23,1 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

Berita terpopuler bisnis pada Senin, 25 Maret 2024, dimulai dari respons Sri Mulyani Indrawati soal ramai pembahasan barang bawaan ke luar negeri.


Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

24 hari lalu

Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Maaruf Amin memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa 9 Januari 2024. Sidang kabinet membahas Peningkatan Kinerja Aparatur Sipil Negara Melalui Keterpaduan Layanan Digital Pemerintah. TEMPO/Subekti.
Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

Berita terkini: Berapa nilai THR yang diterima Jokowi dan Ma'ruf Amin? Kisah Sri Mulyani saat dirayu Susi Pudjiastuti untuk pulang ke Indonesia.


Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

24 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto/dok TEMPO/Fakhri Hermansyah TEMPO/Tony Hartawan
Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.


Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

30 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait pemberian tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 untuk aparatur sipil negara (ASN) di Jakarta, Jumat 15 Maret 2024. Pemerintah menganggarkan  sebesar Rp48,7 triliun untuk pembayaran THR dan Rp50,8 triliun untuk gaji ke-13 ASN pada 2024 atau total tersebut naik Rp18 triliun dibandingkan anggaran pada 2023. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.


Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

30 hari lalu

Permintaan Ikan Meningkat Selama Ramadan dan Lebaran, KKP: Harganya Terjangkau dan Stabil
Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.


KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

30 hari lalu

Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

31 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.