TEMPO.CO, Sidoarjo - Kementerian Agama Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, memutuskan menunda kepergian haji pemimpin sekaligus pemilik Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Arafah, Nurul Huda. Sebab, pria yang akrab disapa Gus Huda itu tengah menjalani pemeriksaan terkait dengan kasus jemaah haji Filipina.
"Keputusan itu kami ambil berdasarkan surat yang kami terima dari Polres Pasuruan," kata Kapala Kemenag Kabupaten Pasuruan, Barnoto, kepada wartawan, Kamis, 1 September 2016. Berdasarkan surat itu, kata dia, Gus Huda masih berstatus terperiksa dalam kasus jemaah haji Filipina.
Agar tidak mengganggu proses pemeriksaan, "Kami putuskan menunda keberangkatan haji yang bersangkutan, bukan membatalkan," katanya. Barnoto mengatakan seharusnya Huda berangkat hari ini bersama 88 jemaahnya. Ia tergabung dalam kelompok terbang 66 embarkasi Surabaya.
Kapolres Pasuruan Ajun Komisaris Besar Muhammad Aldian mengatakan Kemenag Pasuruan sebelumnya telah meminta saran kasus yang melibatkan Huda. Kepada Barnoto, dia menyarankan agar keberangkatan Gus Huda ditunda. "Sebab dia masih terperiksa. Ini yang turun memeriksa dari Bareskrim Mabes Polri langsung," kata Aldian saat dihubungi Tempo.
Sementara itu Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan penyidik Bareskrim Mabes Polri segera menetapkan tersangka kasus 177 calon haji ilegal yang ditahan Imigrasi Filipina. "Dalam beberapa hari ini akan ditentukan tersangkanya," ujarnya saat ditemui wartawan di Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis, 1 September 2016.
Boy enggan menjelaskan secara rinci jumlah dan siapa saja yang akan ditetapkan sebagai tersangka. Dia mengatakan penyidik sudah memeriksa 69 orang. "Ada yang menjadi korban, koordinatornya, dan semua pihak yang terkait langsung dengan keberangkatan mereka," ujarnya seraya berharap jemaah haji itu segara dideportasi ke Indonesia.
KBIH Arafah adalah satu dari tujuh biro perjalan yang diduga terlibat dalam keberangkatan 177 calon haji dari Filipina. Mereka memberangkatkan 10 jemaah asal Pasuruan dan dua jemaah asal Sidoarjo. Mereka diberangkatkan pada 16 Agustus 2016 melalui rute Surabaya-Jakarta-Kuala Lumpur-Manila.
NUR HADI