TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Muhammad Subuh mengatakan langkah sederhana untuk mencegah penyebaran virus Zika adalah menerapkan 3M, yaitu menutup, menguras, dan mengubur barang-barang yang menjadi sarang nyamuk. Sebab, penyebaran Zika bermula dari virus yang dibawa nyamuk Aedes aegypti, pembawa penyakit demam berdarah.
Selain melakukan 3M, Subuh mengimbau masyarakat menerapkan pola makan dengan gizi seimbang disertai olahraga. Cara itu dianggap paling efektif dan efisien untuk mencegah virus Zika menyebar. “Kalau berbicara Zika, kami tidak akan jauh-jauh berbicara demam berdarah, cikungunya, dan yellow fever,” kata Subuh kepada Tempo di Jakarta, Rabu, 31 Agustus 2016.
Menurut Subuh, virus Zika sudah ditetapkan sebagai penyakit yang harus diwaspadai. Bahkan hingga secara internasional lantaran virus itu berpotensi mengakibatkan keresahan masyarakat dunia. Namun ia mengklaim telah mengantisipasi virus itu masuk ke Indonesia sejak jauh hari.
Subuh mengatakan pihaknya mengeluarkan surat edaran sejak Februari 2016. Surat tersebut telah diteruskan ke semua kantor kesehatan pelabuhan (KKP) dan dinas kesehatan kabupaten/kota. Tujuannya untuk menerapkan konsep 3M.
Subuh menilai, semua provinsi di Indonesia memiliki endemis untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti pembawa virus Zika. “Selama ada nyamuk Aedes, kita harus waspada (virus Zika),” katanya. Ia pun mengimbau masyarakat terus menjaga kebersihan lingkungan agar jentik nyamuk Aedes tidak berkembang biak.
Virus Zika kembali mencuat setelah ada 81 orang dari Singapura yang positif terpapar. Menurut Subuh, kejadian di Singapura termasuk kategori kejadian luar biasa (outbreak). Ia pun telah mengetatkan pengawasan terhadap setiap orang dari Singapura yang masuk ke Indonesia.
DANANG FIRMANTO