TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengumpulkan sejumlah pejabat partai politik dan dari aparat untuk membahas indikasi kerawanan pemilihan umum serentak 2017 nanti, di rumah dinasnya, di Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta Selatan, hari ini. Pembahasan ini berkaitan dengan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) yang dirilis Badan Pengawas Pemilu, Senin kemarin.
"Saya mulai kumpulkan parpol dan aparat keamanan, untuk 'alert' (mengingatkan). Saya coba dalami sekaligus menginformasikan daerah yang dianggap memiliki IKP tinggi," ujar Wiranto di depan rumah dinasnya, di Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 30 Agustus 2016.
Wiranto mengatakan koordinasi dengan parpol dapat membantu menurunkan indeks kerawanan yang terjadi di daerah. Menurut dia, tak mungkin menurunkan angka IKP menjadi nol. "Tapi minimal menjadi rendah sekali, sehingga hal yang tak diinginkan saat pilkada, bisa kita eliminasi," ujarnya.
Pembahasan terkait IKP terutama di lokasi paling rawan saat pemilu, kata Wiranto, harus melibatkan kepala daerah. "Banyak faktor yang mempengaruhi (kerawanan), apakah penyelenggaraan, pembiayaan, konflik antara kandidat."
Konflik pilkada, ia menambahkan, juga bisa timbul dari para pemilih fanatik. "Faktor-faktor itu dihitung di Bawaslu, dan ditemukanlah IKP."
Pertemuan yang berlangsung di rumah dinas Wiranto ini, dihadiri sejumlah petinggi partai, di antaranya Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham, Ketua Tim Pemenangan Wilayah I Partai Golkar Nusron Wahid, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Muhammad Romahurmuziy, Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Haris Sudarno. Petinggi aparat keamanan juga hadir, seperti Kepala Staf Umum TNI Laksamana Madya Didit Herdiawan, dan Wakil Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Torry Djohar Banguntoro.
Wiranto mengatakan pertemuan ini masih awal. "Nanti akan ada lagi beberapa saya undang lagi membicarakan antisipasi IKP," katanya.
YOHANES PASKALIS
Baca Juga:
TERUNGKAP: Jejak Narkoba Gatot Brajamusti Terendus pada 2006
Apakah Bambang Dicopot karena Anti-Ahok? Ini Jawaban PDIP
Ini Kesaksian Roy Marten tentang Gatot Brajamusti