TEMPO.CO, Pekanbaru - Satu orang dilaporkan tewas dalam kerusuhan di halaman kantor Kepolisian Resor Kepulauan Meranti, Selatpanjang, Riau. Kerusuhan ini terjadi ketika sekitar 500 orang menggeruduk Mapolres Meranti untuk memprotes tewasnya Apri Adi, yang sebelumnya menyerang seorang anggota polisi hingga tewas. Massa menuduh polisi salah prosedur saat menangkap Apri Adi.
"Satu warga dilaporkan tewas," kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Riau Ajun Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo, Kamis, 25 Agustus 2016.
Namun, Guntur belum tahu identitas korban. Guntur membantah meninggalnya orang tersebut akibat tembakan polisi. "Tidak ada yang ditembak," katanya.
Guntur menjelaskan, tewasnya korban akibat terkena lemparan batu saat terjadinya kerusuhan.
Menurut Guntur, unjuk rasa memanas karena massa berusaha merangsek masuk ke kantor. Jumlah polisi yang tidak sebanding dengan jumlah pengunjuk rasa membuat polisi kesulitan melakukan pengamanan.
Menurut Guntur, ratusan orang masih bertahan di halaman Mapolres Meranti. Kepala Polres Meranti Ajun Komisaris Asep Iskandar berusaha mengendalikan massa secara persuasif.
Ratusan warga Selatpanjang, Kepuluan Meranti, menggeruduk kantor Kepolisian Resor Meranti. Mereka marah kepada aparat setelah tersangka kasus pembunuhan polisi, Apri Adi Pratama, 24 tahun, tewas.
Mereka menuding terjadi kesalahan prosedur dalam menangkap Apri Adi yang diduga membunuh anggota Polres Meranti Brigadir, Adil S. Tambunan, 31 tahun.
Massa yang emosi melempari Polres Meranti menggunakan batu sehingga mengakibatkan sejumlah kaca kantor pecah. Polisi melepas tembakan peringatan ke udara untuk menenangkan warga.
Apri Adi diduga membunuh Brigadir Adil di halaman Hotel Furama, Selatpanjang, Kamis dinihari, pukul 01.45.
Guntur menduga motif aksi pembunuhan yang dilakukan Apri Adi terhadap Brigadir Adil akibat cemburu. Malam itu, Brigadir Adil datang ke hotel bersama seorang wanita. Belum sempat memasuki hotel, Adil diserang Apri Adi dengan senjata tajam secara membabi buta, hingga pada akhirnya Brigadir Adil tewas bersimbah darah. "Korban mengalami lima luka tusukan di bagian dada, bahu, dan lengan," ucapnya.
Setelah membunuh, pelaku kemudian melarikan diri ke Pulau Merbau. Dua jam kemudian, polisi berhasil menangkap pelaku. Namun, saat diamankan, pelaku melakukan perlawanan dengan sebilah badik, polisi lalu melumpuhkan pelaku dengan dua tembakan di bagian paha dan mata kaki.
Pelaku akhirnya meninggal saat akan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Selatpanjang menggunakan kapal cepat. "Pelaku meninggal karena kehabisan darah saat dibawa ke rumah sakit," kata Guntur.
RIYAN NOFITRA