TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar menemui Ketua Dewan Perwakilan Daerah RI Farouk Muhammad, Rabu, 24 Agustus 2016. Menurut Haris, pertemuannya dengan Farouk membicarakan kasus pengakuan Freddy Budiman.
"Saya tanyakan, beliau bisa mendorong atau bantu apa," kata Haris di Gedung DPR-MPR Senayan, Jakarta, Rabu, 24 Agustus 2016.
Haris mengatakan, meski semua institusi yang disebut Freddy menerima upeti dari bisnis narkoba telah membentuk tim investigasi, Haris melihat hal itu belum optimal. "Ada juga kelemahannya," kata dia.
Kelemahan itu, menurut Haris, karena masing-masing tim pencari fakta yang dibentuk Kepolisian, TNI, dan Badan Narkotika Nasional tidak bisa berkontribusi satu sama lain. "Karena itu, perlu satu tim koordinatif seperti tim independen yang terpimpin," ujar Haris.
Haris juga berharap agar aparat tidak hanya membongkar pihak yang tercantum dalam tulisannya. Mereka diharapkan dapat menguak lebih dalam dari tulisan yang diunggahnya ke akun Facebook. "Tapi sampai saat ini saya belum lihat membongkarnya sampai mana," kata dia.
Selain soal Freddy, kata dia, pertemuannya dengan Farouk membicarakan maraknya kasus narkoba yang melibatkan aparatur di daerah-daerah. "Sesuai dengan peran dia sebagai DPD," ujar dia.
Haris berujar Kontras mempunyai posko yang dibentuk bersama koalisi masyarakat sipil. Anggota koalisi akan melaporkan kasus narkoba yang melibatkan aparatur negara.
Laporan yang sudah masuk, kata dia, telah diteruskan ke beberapa lembaga hukum. "Semoga bisa disampaikan ke Presiden untuk mendorong penyelesaian sindikat narkoba."
ODELIA SINAGA