TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Laksamana Madya Widodo mengatakan personel TNI, Kolonel Agus Listyowarno, yang ditangkap atas dugaan peredaran uang palsu pada Juni lalu diketahui tidak beraksi sendirian. Menurut dia, ada jaringan di belakangnya.
"Dia sudah disidik Polisi Militer TNI Angkatan Darat (Pom-AD). Penyidikan ditambah untuk mencari tahu jaringannya," ujar Widodo saat ditemui di Monumen Nasional, Jakarta, Selasa, 23 Agustus 2016. Seusai Apel Nasional Bela Negara, dia berdiri berdampingan dengan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.
Baca Juga:
Widodo memastikan Agus, yang sempat bekerja sebagai pegawai Kementerian Pertahanan, akan ditindak tegas jika terbukti melakukan pelanggaran pidana. "Jadi Pom-AD sedang melakukan investigasi. Kami akan tetap tindak tegas nanti," tutur Widodo.
Keterangan Widodo itu merupakan perkembangan baru. Sebab, sebelumnya, Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya Ismono Wijayanto menyebutkan Agus bergerak secara individu.
Baca juga: Pegawai Edarkan Uang Palsu, Ryamizard: Potong Tangannya
Menurut Ismono, yang ditemui Tempo di kantornya pada 10 Juni lalu, pemeriksaan Agus sudah sesuai dengan prosedur. "Agar isu ini tak berkembang. Setelah diteliti ada jaringannya atau tidak, ternyata tidak. Tidak ada ketentuan bagi Itjen (Inspektorat Jenderal) untuk menyelidiki, jadi diserahkan kepada Pom," katanya.
Menteri Ryamizard pun menegaskan, pemeriksaan terhadap Agus bakal berlangsung transparan dan adil. Ia berujar, kasus serupa pernah terjadi sebelumnya. "Yang dulu oknum Badan Intelijen Negara (BIN), sekarang di Kemhan. Sangat dikhawatirkan akan ada lagi," ucap Ryamizard.
Agus ditangkap polisi di halaman parkir sebuah rumah sakit di Cawang, Jakarta Timur, pada Selasa, 7 Juni 2016. Saat itu polisi menyita uang palsu pecahan Rp 100 ribu sebanyak 3.000 lembar dari tangan Agus dan dua warga sipil.
YOHANES PASKALIS