TEMPO.CO, Tasikmalaya - Tim dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah berada di lokasi jatuhnya pesawat latih di Kampung/Desa Kujang, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat, 19 Agustus 2016. Tim sedang mengumpulkan data-data di lapangan.
"Kami prihatin atas terjadinya musibah ini," kata pemimpin tim dari KNKT, Masruri, saat ditemui di sela pengumpulan data di lokasi jatuhnya pesawat.
Setelah pengambilan data di lokasi selesai, kata dia, data dan bangkai pesawat akan dititipkan di Pangkalan Udara Wiriadinata, Tasikmalaya. Penitipan ini guna memudahkan KNKT dalam penyelidikan jatuhnya pesawat.
"Kami buka-buka mesin, instrumen difoto-foto. Ini belum kami pelajari. Kami akan cari data faktual yang ada," ujar Masruri.
Disinggung ihwal kelaikan pesawat, dia menegaskan, pesawat laik terbang. Jika tidak laik terbang, kata dia, pesawat tidak akan bisa digunakan. "Kalau enggak laik, ya enggak terbang," ujarnya.
Direktur Operasional Mitra Aviasi Perkasa, Kapten Irawan Sugondo, menjelaskan bahwa siswa Perkasa Flight School tetap melaksanakan latihan meski terjadi musibah tersebut. Siswa sempat ada yang bertanya soal kecelakaan itu. "Sudah ada bagian kesiswaan yang menangani itu," katanya.
Menurut Irawan, jatuhnya pesawat latih milik sekolah penerbangan PT Perkasa Flight School baru pertama kali terjadi. "Baru kali ini," ucapnya.
Pantauan di lapangan, tim dari KNKT dibantu TNI Angkatan Udara dan polisi saat mencopot pintu kanan pesawat. Petugas terlihat mencopot sejumlah benda dari dalam pesawat. Selain itu, bahan bakar pesawat dipindahkan ke sebuah jeriken. "Jangan ada yang merokok, ya," kata salah seorang tim dari KNKT kepada warga yang menonton di lokasi.
CANDRA NUGRAHA