TEMPO.CO, Jakarta - Pegawai Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hari ini melaksanakan upacara peringatan 17 Agustus di Kantor Kementerian, Jalan Medan Merdeka Barat 18, Jakarta Pusat. Mereka mengenakan seragam atasan putih dengan celana krem dan hitam.
Suasana tampak khidmat saat upacara pengibaran bendera merah putih dimulai. Begitu pula saat mengucapkan pancasila, semua menirukan dengan kompak apa yang diucapkan petugas protokol.
Namun ada yang berbeda dari upacara di Kementerian ESDM hari ini. Biasanya, upacara pengibaran bendera dipimpin oleh Menteri ESDM, seperti pada 15 Juli lalu saat Mantan Menteri ESDM Soedirman Said melepas patriot energi angkatan II menuju desa terpencil, sebelum akhirnya jabatannya dicopot pada 27 Juli, dan posisinya digantikan menteri yang baru Arcandra Tahar.
Setelah itu, pergantian menteri kembali bergulir usai beredar broadcast message tentang status kewarganegaraan Arcandra yang ternyata masih menyandang status warga negara Amerika Serikat, sehingga Presiden Joko Widodo terpaksa memberhentikan dengan hormat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar, Senin malam 15 Agustus 2016.
Sebagai pengganti, Presiden Jokowi menunjuk Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menko Kemaritiman sampai ada menteri ESDM definitif. Namun pada upacara hari ini, Menteri Luhut tidak tampak di Kementerian ESDM. Ia hanya menitipkan teks pidato yang dibacakan oleh pembina upacara.
Luhut menekankan tentang sektor energi dan tata keuangan di Kementerian ESDM yang belum efisien, di mana masalah kedaulatan energi lebih banyak dilakukan eksport daripada digunakan untuk konsumsi negeri sendiri.
"Tidak mudah mengelola sektor ini, dan tantangan ini tidak mudah karena tuntutan masyarakat yang sangat tinggi," ucap Teguh Pamudji Sekjen Kementerian ESDM saat membacakan sambutan dari Plt Menteri ESDM Luhut Pandjaitan.
Luhut juga mengajak Kementerian ESDM untuk terus berupaya meningkatkan tata kelola migas dan menyempurnakan pengelolaan dengan teknologi yang mutakhir, yakni dengan membangun tenaga listrik di seluruh pelosok tanah air. Cara itu kata Luhut bisa dilakukan dengan melakukan transformasi di antaranya: menjamin sumber daya alam dengan mengelola untuk kemakmuran rakyat, menjamin kedaulatan energi untuk masyarakat, dan menjamin adanya investasi baik dari luar negeri maupun dalam negeri berdasarkan Undang-Undang.
Selain itu Luhut juga mengajak Kementerian ESDM untuk memperkokoh solidaritas pegawai agar mereka kompak menjalankan program yang disusun oleh menteri sebelumnya.
DESTRIANITA